Kejaksaan tunda penuntutan kasus sindikat penyalur pekerja migran ilegal di Taichung

11/12/2024 18:27(Diperbaharui 11/12/2024 18:27)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Brigade Kota Taichung Direktorat Jenderal Imigrasi, 11 Desember 2024)
(Sumber Foto : Brigade Kota Taichung Direktorat Jenderal Imigrasi, 11 Desember 2024)

Taichung, 11 Des. (CNA) Kejaksaan baru-baru ini menyatakan mereka telah menunda penuntutan terhadap tiga orang tersangka kasus sindikat penyaluran tenaga kerja yang merekut pekerja migran hilang kontrak, yang diungkap pihak keimigrasian Taichung.

Brigade Kota Taichung Direktorat Jenderal Imigrasi melalui rilis pers hari Rabu (11/12) menjelaskan bahwa seorang pria bermarga Hung (洪) menjalankan perusahaan penyalur tenaga kerja di Distrik Shengang selama lebih dari satu dekade.

Setelah melakukan pengawasan dan pengumpulan bukti, pihak keimigrasian melakukan penggerebekan pada Januari hingga Februari di lokasi perusahaan Hung. Mereka membawa tiga orang penanggu jawab perusahaan, tiga majikan ilegal, dan tujuh pekerja migran ilegal, dengan total 13 orang untuk penyidikan.

Menurut penyidik, modus operandi Hung melibatkan pengutusan pekerja migran hilang kontak ke lokasi kerja seperti pabrik dan pembersihan setiap pagi. Setelah selesai bekerja, mereka kembali ke perusahaan untuk menerima gaji.

Hung juga menggunakan nama ibu dan saudara perempuannya untuk mendirikan perusahaan demi menyamarkan aktivitas ilegal ini, menurut pihak berwenang.

Hung diketahui menarik pekerja migran ilegal dengan menawarkan pekerjaan yang mudah, gaji harian, serta akomodasi dan makanan, menurut mereka. 

Ia juga menjanjikan berbagai fasilitas seperti perayaan ulang tahun dan perjamuan bagi para pekerja. Namun, meskipun gaji harian yang dijanjikan mencapai NT$1.600 hingga NT$1.700, setelah dipotong biaya agensi, akomodasi, dan sewa sepeda motor, pekerja hanya menerima kurang dari NT$1.000, menurut penyidikan.

Menurut penyidikan, pekerja migran ilegal yang terlibat dalam kasus ini berasal dari Thailand dan Indonesia, sebagian besar masuk ke Taiwan dengan visa turis atau melarikan diri dari tempat kerja resmi. Keuntungan ilegal yang diperoleh Hung diperkirakan melebihi NT$500.000 (Rp244,732 juta).

Pada Februari lalu, Hung dan dua rekannya diserahkan ke Kejaksaan Distrik Taichung atas pelanggaran Undang-Undang Layanan Ketenagakerjaan. 

Kejaksaan baru-baru ini menunda tuntutan terhadap ketiga orang tersebut dan mendenda mereka NT$100.000 hingga NT$150.000, sementara para majikan yang terlibat telah diserahkan ke Biro Urusan Ketenagakerjaan Kota Taichung dan pekerja migran ilegal telah dideportasi ke negara asalnya.

(Oleh Su Mu-chun dan Antonius Agoeng Sunarto)

Selesai/JC/CC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.