Taipei, 22 Sep. (CNA) Sebuah forum tentang bagaimana berbagai komunitas di Taiwan dan Jepang bangkit kembali setelah dilanda gempa bumi besar, diadakan di Kabupaten Nantou pada Sabtu (21/9) menandai kerjasama erat kedua negara dalam pencegahan dan tanggap bencana sejak gempa dahsyat di Taiwan tengah pada 21 September 1999.
Forum tersebut berlangsung di National Chi Nan University di Kecamatan Puli, Nantou dengan tema "Penciptaan yang Didorong oleh Ketahanan." Sebuah patung diresmikan dan konser diadakan pada Sabtu malam, penyelenggara acara Newhomeland Foundation mengatakan dalam sebuah pernyataan pers di hari yang sama.
Yayasan yang berbasis di Puli ini didirikan untuk mendorong pembangunan komunitas pada Februari 1999, beberapa bulan sebelum gempa bumi berkekuatan 7,3 yang dikenal sebagai "Gempa bumi 921," menurut situs webnya.
Forum tersebut mendatangkan total 30 pembicara, 21 dari Taiwan dan sembilan dari Jepang, untuk berbagi dan bertukar pelajaran yang dipelajari dari gempa bumi 921, yang disebut yayasan tersebut sebagai bencana alam paling serius dalam sejarah Taiwan, serta gempa Jepang pada 11 Maret 2011 yang memicu tsunami dan kebocoran reaktor nuklir, kata Newhomeland.
Menurut informasi resmi dari pemerintah, gempa bumi 921 merenggut lebih dari 2.400 jiwa di Taiwan, sementara Badan Rekonstruksi Jepang mengatakan "sekitar 20.000 orang kehilangan nyawa mereka" dalam gempa bumi dan tsunami 2011.
Sejak gempa bumi 921 pada tahun 1999, Taiwan dan Jepang telah bertukar pengalaman pembangunan kembali pasca-bencana selama 25 tahun, mantan Presiden Yuan Pemeriksaan Huang Jong-tsun (黃榮村) mengatakan di forum tersebut.
Takashi Hattori, perwakilan dari Japan-Taiwan Exchange Association Taipei Office, mengungkapkan harapan bahwa kedua negara dapat terus bekerja sama dalam masalah terkait bencana setelah membangun hubungan yang erat dan berharga selama 25 tahun terakhir.
Untuk menandai hubungan erat antara Taiwan dan Jepang, yayasan tersebut telah mengomisikan pematung lokal Chang Chia-ming (張家銘) untuk menciptakan karya dengan tema "ketahanan."
Karya batu tersebut hampir seluruhnya dibuat menggunakan granit hitam dari Afrika Selatan, yang dikenal lebih tahan lama dan lebih kuat dan dipamerkan di Paper Dome di Puli, yang awalnya dibangun di Kobe, Jepang, sebagai pengganti sementara untuk Gereja Katolik Takatori yang hancur dalam gempa bumi Great Hanshin pada tahun 1995, kata yayasan tersebut.
Bangunan yang sebagian terbuat dari kertas ini didonasikan ke Taiwan pada tahun 2005, ketika gereja Jepang berencana membangun tempat yang lebih besar. Yayasan kemudian membangunnya kembali di lokasi saat ini di Puli untuk memperluas perannya sebagai pusat komunitas.
Paper Dome telah menjadi tempat pameran 11 pelukis yang diselenggarakan oleh yayasan untuk memperingati hari peringatan gempa bumi sejak 12 September. Pameran ini akan berakhir pada 30 September.
Selesai/ ML