Taichung, 20 Agu. (CNA) Dua pekerja migran wanita asal Vietnam baru-baru ini terlibat perkelahian di sebuah toko di Taichung, yang kebetulan dimiliki seorang ahli bela diri yang juga pewaris tradisi Shaolin.
Kantor Polisi Fengyuan, Kota Taichung, menyatakan pada pukul 20.30 hari Minggu (18/8) mereka menerima laporan, yang menyebutkan di depan Kuil Tudigong di Gang 212 Jalan Zhongzheng di Distrik Fengyuan, dua wanita saling mengejar dan berkelahi di jalanan.
Menurut laporan tersebut, salah satu dari mereka lari masuk ke dalam toko Lao Xue Hua Zhai untuk bersembunyi, namun wanita yang satunya mengejar dan mereka pun terlibat perkelahian di lantai toko. Melihat kejadian itu, pegawai toko segera melapor ke polisi.
Polisi yang tiba di tempat kejadian menemukan kedua wanita tersebut mengalami luka di mata dan wajah bagian kiri mereka. Setelah mendapatkan perawatan medis, keduanya dibawa ke kantor polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Lao Xue Hua Zhai, yang didirikan pada tahun 1900, terkenal dengan kue kacang hijaunya yang berlapis-lapis, yang dikenal di seluruh Taiwan. Generasi kedua pemilik toko kue ini, Lu Sung-chi (呂松吉), adalah pewaris generasi ke-8 dari aliran Shaolin Selatan dan juga pemilik Aula Utama Zhongyi, sebuah pusat bela diri kungfu.
Menanggapi insiden ini, Lu, yang mulai berlatih seni bela diri Baduanjin pada usia 14 tahun dan menguasai ilmu bela diri Cakar Elang serta teknik pedang Shuiyue, bersyukur bahwa tidak ada pegawai toko yang terluka dan tidak ada kerugian finansial.
Saat kejadian, Lu tidak berada di toko dan telah menyerahkannya kepada generasi berikutnya. Ia mengatakan, meskipun sudah lanjut usia, ia masih rutin berlatih untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
(Oleh Chao Li-yen dan Jason Cahyadi)
Selesai/ ML