WAWANCARA /Kepala KDEI: Dukung keputusan PMI untuk lanjut PTTM

19/08/2024 20:27(Diperbaharui 20/08/2024 20:23)
Iqbal Shoffan Shofwan, kepala KDEI. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Iqbal Shoffan Shofwan, kepala KDEI. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Oleh Mira Luxita, reporter staf CNA

Kementerian Ketenagakerjaan (MOL) Taiwan dalam beberapa tahun terakhir telah mempromosikan "Program Mempekerjakan Tenaga Kerja Migran Terampil Jangka Panjang" yang memungkinkan Pekerja Migran Asing (PMA) untuk beralih menjadi Pekerja Terampil Tingkat Menengah (PTTM). Hal ini memberikan solusi terhadap hambatan batasan durasi kerja sehingga PMA dapat tetap bekerja di Taiwan.

Dalam wawancara CNA bersama Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Iqbal Shoffan Shofwan, yang bertepatan pada hari Kemerdekaan RI, Sabtu (17/8), Iqbal mengatakan bahwa program tersebut adalah salah satu bentuk fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah Taiwan. Bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang setidaknya telah bekerja 6 tahun, dapat mengajukan PTTM.

Untuk Indonesia itu sendiri, PTTM banyak berasal dari pekerja sektor manufaktur dan konstruksi. Pemerintah Indonesia memandang hal ini sangat bermanfaat bagi PMI. Mereka bisa bekerja selama 6 tahun, 12 tahun, atau lebih untuk terus bekerja di Taiwan. Bahkan Pemerintah Taiwan juga menawarkan fasilitas APRC (izin tinggal permanen),” ujar Iqbal kepada CNA saat diwawancarai di Kantor KDEI.

Namun, Iqbal mengembalikan tawaran tersebut kepada para PMI itu sendiri, untuk memanfaatkan fasilitas tersebut atau tidak.

Prinsipnya adalah Pemerintah Indonesia mendukung keinginan warga negaranya, karena secara aturan, tidak ada tertulis pembatasan waktu untuk bekerja ke luar negeri. Semuanya itu kembali kepada PMI itu sendiri,” sambungnya.

Ketika ditanya mengenai ide kolaborasi antara KDEI dengan purna PMI yang sudah ada di Indonesia di bidang perdagangan, Iqbal menyepakati hal tersebut.

KDEI menyambut positif terhadap wacana tersebut, justru ini merupakan keuntungan bagi purna PMI karena bagi mereka, yang sudah pernah bekerja di Taiwan, mereka lah yang mengetahui pangsa pasar dan budaya masyarakat setempat. Dengan keunggulan tersebut, kami harapkan purna PMI Taiwan yang ada di Indonesia dapat membuat produk-produk menarik yang bisa diterima masyarakat Taiwan,“ kata Iqbal yang telah menjabat sebagai Kepala KDEI sejak 13 Desember 2022.

Kepala KDEI juga mengajak PMI, tak hanya sekedar membuka Usaha Kecil Menengah (UKM) saja, melainkan juga mempersiapkan produk-produk yang bisa bersaing seperti yang memiliki kemasan bagus, dengan harga yang juga baik. Ia juga mengajak para purna PMI untuk menghubungi KDEI setelah mereka siap mengekspor produk-produknya.

Silakan menghubungi kami di KDEI, sehingga kita bisa memberikan jalan untuk bertemu dengan distributor atau importir yang ada di Taiwan. Silakan, kami sangat welcome (menyambut) terkait hal ini. Salah satu tujuan utama KDEI ialah bagaimana caranya agar produk-produk Indonesia itu bisa membanjiri Taiwan,” ungkapnya.

Pada penghujung wawancara, Iqbal berpesan kepada seluruh warga negara Indonesia di Taiwan, dalam menyambut kemerdekaan RI agar bisa memberikan yang terbaik baik keluarga serta bangsa dan negara.

Kita sudah merdeka 79 tahun ... tentu saja harapan KDEI kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Taiwan tetap patuhi peraturan yang ada. WNI adalah duta bangsa, berikan citra yang terbaik, bekerjalah dengan baik terutama demi keluarga, dan selanjutnya bagi bangsa dan negara. Kemudian untuk para PMI, pelajar, dan tenaga pekerja profesional di Taiwan, mari kita bekerja sama untuk mencapai Indonesia emas di tahun 2045,” tutupnya mengakhiri wawancara.

Selesai/JC

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.