Taipei, 28 Agu. (CNA) Presiden Lai Ching-te (賴清德), Kamis (28/8) mengatakan Taiwan akan bekerja sama dengan mitra Asia-Pasifik untuk mempromosikan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan, sambil berjanji untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan keamanan ekonomi.
Pada Sidang Umum Persatuan Parlemen Asia-Pasifik (APPU) 2025 di Taipei, Lai mengatakan Taiwan akan "Menunjukkan tekadnya untuk menjaga perdamaian regional," menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah "Tak tergantikan bagi keamanan dan kemakmuran di Indo-Pasifik."
Lai mengatakan pengeluaran pertahanan akan melebihi 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun depan berdasarkan usulan Kabinet yang masih menunggu persetujuan legislatif, dan pemerintah menargetkan untuk menaikkan angka tersebut menjadi 5 persen pada 2030.
Pada saat yang sama, Taiwan meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa, membalikkan ketergantungan masa lalunya pada Tiongkok, katanya. Investasi Taiwan di Tiongkok menyumbang 7,5 persen dari total investasi luar negeri pada 2024, turun dari 83,8 persen pada 2010, menurut Lai.
Ia mengatakan Taiwan juga akan memperkuat pertukaran dengan sekutu dan mitra yang sejalan melalui APPU dan platform lainnya, sambil tetap terbuka untuk berinteraksi dengan Beijing secara setara.
Sidang tersebut dihadiri legislator Taiwan, Jepang, Guam, Kepulauan Marshall, Palau, Tuvalu, dan Kepulauan Mariana Utara.
Didirikan pada 1965 sebagai Persatuan Parlemen Asia oleh mantan Perdana Menteri Jepang Nobusuke Kishi, kelompok ini kemudian berkembang untuk mempromosikan kerja sama di seluruh Asia-Pasifik.
Ketua Yuan Legislatif Han Kuo-yu (韓國瑜) menggambarkan APPU sebagai jembatan penting untuk pertukaran antarparlemen dan mengatakan Taiwan menantikan untuk membangun kemitraan yang lebih erat dan saling menguntungkan dengan negara-negara anggota.
Han juga mendesak para legislator untuk terus mendukung partisipasi Taiwan dalam organisasi dan acara internasional, dengan mengatakan bahwa keikutsertaan Taiwan akan memperkuat kapasitas global dalam menghadapi perubahan iklim, krisis kesehatan, dan volatilitas ekonomi.
Selesai/JC