Taipei, 28 Agu. (CNA) Pemerintah Kota Taipei, Rabu (27/8) mengumumkan mereka akan memulai pembongkaran bundaran Gongguan dan sebuah terowongan bawah tanah untuk bus di persimpangan Jalan Roosevelt dan Jalan Keelung pada 13 September.
Pemerintah kota mengatakan dalam konferensi pers bahwa mereka akan terlebih dahulu menutup terowongan bawah tanah untuk bus sebelum membongkar bundaran tersebut, dengan proyek yang diperkirakan akan selesai pada akhir November.
Keputusan ini, yang dibuat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu setelah sebelumnya sempat dihentikan, telah menuai kritik dari anggota dewan kota dan kelompok keselamatan jalan Taiwan Vision Zero Alliance, yang mengatakan pemerintah kota tidak menghormati opini publik dan bertindak tergesa-gesa.
Wali Kota Taipei Chiang Wan-an (蔣萬安) pertama kali menyetujui rencana untuk mengganti bundaran dengan persimpangan empat arah yang dilengkapi lampu lalu lintas pada 25 Maret, dengan rencana mulai dikerjakan pada 28 Juni.
Namun, di tengah terpaan kritik, Komite Transportasi Dewan Kota Taipei menunda proyek tersebut pada 16 Juni.
Berbicara kepada wartawan di Dewan Kota Taipei pada Rabu sore, Anggota Dewan Miao Po-ya (苗博雅) dari Partai Sosial Demokrat mengatakan keputusan tersebut tidak saintifik karena pembongkaran bundaran akan memaksa bus berbagi jalur dengan mobil dan sepeda motor.
Ia juga mengatakan pemerintah kota bertindak bertentangan dengan konsensus lintas partai untuk menunda proyek hingga tercapai kesepakatan lebih lanjut dengan warga setempat.
Ia mengutip evaluasi yang dilakukan pada Oktober 2024 mengenai potensi dampak proyek, yang memprediksi lalu lintas akan memburuk, sementara waktu tempuh untuk lebih dari 300 layanan bus yang menggunakan terowongan bawah tanah pada jam sibuk akan bertambah 163-180 detik.
Miao mengatakan ia mengusulkan uji coba penyesuaian marka jalan dan sinyal lalu lintas dalam rapat yang diadakan pemerintah kota pada Juli, namun pemerintah kota hanya mengatakan akan "Membahas usulan tersebut."
Taiwan Vision Zero Alliance, Rabu juga mengatakan mereka telah memberikan beberapa usulan, begitu juga dengan kelompok advokasi keselamatan jalan lainnya, untuk memperbaiki marka bundaran, namun pemerintah kota hanya menolaknya dengan menyebutnya "Tidak berguna" dalam konferensi pers Rabu.
Saat ini, tidak ada marka yang memberi tahu pengemudi lajur mana yang harus diambil saat mendekati bundaran, dan mereka baru dapat menyadari mereka berada di lajur yang salah ketika mencapai pintu keluar, sehingga tidak punya pilihan selain memotong lajur untuk keluar, kata kelompok tersebut.
Meskipun persimpangan dengan lampu lalu lintas akan menyediakan ruang bagi pejalan kaki, kelompok tersebut berpendapat bahwa bundaran masih bisa diperbaiki, dan pemerintah seharusnya terlebih dahulu mencoba solusi yang lebih murah seperti marka jalan sebelum langsung melakukan pembongkaran, ujar mereka.
Selesai/ja