Taipei, 27 Agu. (CNA) Lima anggota kelompok penebangan liar pekerja migran Vietnam telah ditahan, setelah menebang pohon berharga di hutan negara Kabupaten Nantou untuk dijual, dengan total nilai pencurian diperkirakan mencapai NT$25 juta (Rp13,3 miliar), menurut kejaksaan.
Kantor Kejaksaan Distrik Nantou dalam sebuah rilis peres hari Rabu (27/8) mengatakan bahwa kelompok tersebut, yang dibentuk seorang pekerja migran hilang kontak Vietnam dan beranggotakan rekan senegaranya, beberapa kali masuk ke kawasan hutan negara di Desa Ren'ai.
Mereka menebang pohon cemara merah, hinoki, dan gaharu Taiwan, kemudian bekerja sama dengan setidaknya lima orang penjual di hiliar untuk menjual kayu curian dan memperoleh keuntungan, kata kejaksaan.
Karena lokasi penebangan terpencil dan kelompok pelaku adalah pekerja migran hilang kontak, serta mereka sering mengganti mobil dan pelat nomor saat melakukan aksi, penegakkan hukum menjadi sulit, menurut kejaksaan.
Namun, melalui kerja tim khusus yang mereka bentuk selama lebih dari satu tahun, bukti berhasil dikumpulkan dan kasus ini berhasil dipecahkan, kata kejaksaan Nantou.
Kejaksaan menyatakan bahwa pada 22 April dan 15 Mei tahun ini, dilakukan penggeledahan terhadap 14 lokasi jaringan kriminal di Nantou, Kabupaten Changhua, dan Taichung.
Aparat berhasil menyita empat mobil yang digunakan untuk kejahatan serta sejumlah besar peralatan kriminal, termasuk kayu dengan total bobot lebih dari 1,2 ton, kata kejaksaan.
Kelima anggota kelompok penebang ditangkap dengan pengajuan penahanan mereka telah disetujui pengadilan, kata kejaksaan. Mereka dan lima penjual kayu diproses atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Kehutanan.
(Oleh Hsiao Po-yang dan Jason Cahyadi)
Selesai/ja