Taipei, 31 Juli (CNA) Unit kegiatan mahasiswa National Taiwan University (NTU) Labor Club, Rabu (30/7) menggelar unjuk rasa di depan Kantor Ekonomi dan Kebudayaan Israel (ISECO) di Taipei, mendukung pembebasan Palestina serta menentang genosida dan militerisasi bantuan kemanusiaan yang dilakukan Israel.
Taiwan saat ini sedang merencanakan sumbangan untuk proyek medis Israel di wilayah pendudukan mereka di Tepi Barat, meskipun ada kritik dari kelompok hak asasi manusia. Kementerian Luar Negeri (MOFA) hari Selasa menyatakan hal tersebut masih dalam tahap kajian dan diskusi, belum sampai implementasi.
NTU Labor Club dalam aksi pada Rabu sore memukul panci dan sendok besi sebagai bentuk protes terhadap genosida dan militerisasi bantuan oleh Israel, hingga mengadakan aksi teatrikal di mana foto Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diguyur cairan merah yang mereka sebut "Darah rakyat Palestina."
Ketua NTU Labor Club, Echo Chen (陳昶安), menyampaikan bahwa Perwakilan Israel di Taiwan, Maya Yaron pernah menyatakan tindakan pemerintahnya adalah bentuk membela tanah air, namun Israel malah memblokade Gaza dan membantai rakyat Palestina. Ironisnya, kata Chen, MOFA Taiwan memilih berpihak pada Israel.
Chen mengatakan para pejabat ISECO mengabaikan penderitaan rakyat Palestina, dan bahwa Israel telah merampas nyawa mereka melalui pembersihan etnis. Ia menyerukan bahwa masyarakat Taiwan yang jauh dari wilayah konflik tidak boleh menutup mata dan harus menyadari tindakan yang dilakukan Israel.
Ia juga menyebut bahwa Perwakilan Taiwan di Israel, Abby Lee (李雅萍), telah berjanji memberikan donasi untuk mendukung program medis di wilayah pendudukan Israel, namun faktanya, rakyat Palestina tidak mendapatkan manfaat dari sumber daya medis tersebut.
Menanggapi pertanyaan CNA mengapa mahasiswa Taiwan menggelar aksi untuk Palestina, Chen mengatakan "Tidak ada alasan untuk tidak mendukung mereka. Mereka sedang sekarat. Setiap saat menghadapi kematian, setiap saat kelaparan. Jadi kenapa tidak mendukung?"
"Setiap orang bisa ambil bagian, berdiri untuk membela rakyat Palestina, setidaknya menyuarakan dukungan untuk mereka. Karena mereka di Gaza telah diblokade sepenuhnya, sama sekali tidak bisa bersuara," ujarnya kepada CNA.
Pembawa acara aksi sekaligus Sekretaris Federasi Serikat Pekerja Logam Internasional Chang Zhong-fang (張仲方) juga menyerukan kepada MOFA agar tidak menjadi kaki tangan genosida.
Chang meminta Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung (林佳龍) menyatakan sikap terkait kerja sama bilateral Taiwan-Israel, dan mengancam akan menggerakkan massa untuk menghadangnya jika tidak ada tanggapan. Ia juga menuntut ISECO "Keluar dan bertanggung jawab."
Pada malam hari, ISECO merilis pernyataan bahwa Israel sangat berterima kasih kepada Taiwan dan Kantor Ekonomi dan Kebudayaan Taipei (TECO) di Tel Aviv atas bantuan kemanusiaan yang telah diberikan sejak 7 Oktober 2023.
ISECO menyatakan bantuan medis selama masa krisis adalah murni demi kemanusiaan dan bukan karena pertimbangan politik, dan bahwa mereka berharap semangat solidaritas ini dapat dianggap sebagai komitmen bersama untuk menjaga martabat manusia dan menjalankan kepedulian universal.
MOFA sebelumnya menjelaskan bahwa Taiwan dan Israel telah menandatangani perjanjian kerja sama kesehatan bilateral pada 2006, dengan bidang kesehatan serta medis selalu menjadi fokus kerja sama utama.
Legislator Israel Ohad Tal, yang pada Juli datang ke Taiwan, juga telah mengundang Lee mengunjungi wilayah pendudukan, sebagai bagian dari pertukaran pandangan terkait kerja sama medis bilateral, kata kementerian.
Lee, kata MOFA, berkunjung ke wilayah tersebut karena Taiwan percaya bahwa kesehatan tidak mengenal batas negara serta berharap dapat memberikan perhatian dan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat dunia yang kekurangan sumber daya medis.
(Oleh Yang Yao-ju dan Jason Cahyadi)
Selesai/ja