Taipei, 14 Juni (CNA) Kementerian Luar Negeri (MOFA) Taiwan, Jumat (13/6) menaikkan tingkat peringatan perjalanan ke Israel dan Iran di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan mendesak warga negaranya yang saat ini berada di Iran untuk segera beranjak demi keselamatan mereka.
Dalam sebuah rilis pers, MOFA mengatakan bahwa peringatan perjalanan ke Israel dinaikkan ke Level 3 -- label oranye -- yang menyarankan warga negara Taiwan untuk menghindari bepergian ke sana kecuali benar-benar diperlukan.
MOFA tahun lalu telah menaikkan peringatan untuk wilayah perbatasan Israel-Lebanon ke Level 4 -- tingkat tertinggi dari sistem empat tingkat -- atau label merah, karena seringnya konflik lintas batas setelah serangan roket dan serangan udara Israel yang menargetkan posisi Hizbullah di Lebanon selatan.
Juga pada Jumat, MOFA menaikkan peringatan untuk Iran ke Level 4 (merah), mendesak warga negara Taiwan yang tinggal di negara Islam tersebut untuk beranjak.
Pengumuman ini dikeluarkan beberapa jam setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran, menargetkan program nuklir serta beberapa tokoh penting pemerintahan dan ilmuwan nuklirnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membenarkan serangan tersebut dengan mengatakan bahwa itu demi "Kelangsungan hidup" Israel, menuduh Iran mempercepat program nuklirnya dalam beberapa bulan terakhir.
Reaksi internasional terhadap tindakan Israel beragam.
Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut serangan Israel itu "luar biasa" dan memperingatkan akan ada "Aksi lanjutan," negara-negara lain, termasuk Jerman dan Prancis, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendesak kedua belah pihak untuk meredakan ketegangan.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Sugiono pada Jumat juga mengutuk serangan Israel terhadap Iran, mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum dan melemahkan dasar-dasar hukum internasional, dilansir Antara.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri RI telah mengatakan kementeriannya tengah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Teheran dan Perwakilan RI di Timur Tengah untuk memonitor situasi dan mengantisipasi eskalasi lebih lanjut, Antara melaporkan.
Hingga Sabtu, Iran, yang menyebut serangan itu sebagai "Deklarasi perang," telah membalas dengan meluncurkan rudal yang menargetkan Tel Aviv dan Yerusalem.
Serangan balasan antara Israel dan Iran secara efektif telah membuat negosiasi yang sedang berlangsung antara AS dan Iran untuk kemungkinan kesepakatan damai nuklir menjadi tidak pasti.
Menurut data terbaru yang diberikan MOFA, terdapat sekitar 283 warga negara Taiwan di Israel, termasuk staf luar negeri dan keluarga mereka, penduduk, serta wisatawan, sementara ada tujuh warga Taiwan di Iran.
Semua dari mereka saat ini dalam keadaan aman, kata MOFA, seraya menambahkan bahwa kantor perwakilan luar negeri di Israel dan Dubai, yang juga menangani urusan di Iran, tetap berkomunikasi erat dengan warga negara dan siap memberikan bantuan jika diperlukan.
Pada Jumat, MOFA juga mengumumkan bahwa skema liburan kerja untuk Israel, yang mulai menerima aplikasi untuk pertama kalinya pada 1 Juni, ditangguhkan segera hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Taiwan dan Israel menandatangani perjanjian liburan kerja pada 2023, yang memungkinkan hingga 200 warga negara berusia 18 hingga 30 tahun dari masing-masing negara untuk tinggal dan bekerja di negara satu sama lain hingga satu tahun.
Selesai/