Taipei, 16 Nov. (CNA) Lima perusahaan pertahanan Amerika telah menunjukkan minat untuk membeli jet F-5 tua Taiwan yang telah beroperasi selama setengah abad hingga akhir 2023, Angkatan Udara Taiwan mengonfirmasi baru-baru ini.
Markas Besar Komando AU mengatakan bahwa mereka akan segera menjual F-5 melalui sebuah aktivitas jual-beli tender publik dan mentransfer jet tersebut kepada pemenang tender berdasarkan Security Assistance Management Manual AS.
Konfirmasi dari AU Taiwan ini muncul setelah CNA memperoleh informasi bahwa lima perusahaan Amerika tersebut tertarik membeli lebih dari 40 unit jet F-5 yang masih dalam kondisi baik, meskipun telah melayani selama hampir 50 tahun.
Mereka berharap untuk menjual kembali F-5 ke AU dan Angkatan Laut AS untuk digunakan sebagai pesawat musuh dalam program pelatihan, menurut informasi yang diperoleh CNA.
AU Taiwan memiliki sekitar 50 unit F-5 yang sebagian besar berfungsi sebagai jet pelatihan.
Semua jet tersebut telah pensiun pada akhir 2023 dan digantikan oleh jet latih canggih (AJT) buatan dalam negeri Taiwan, yang dikenal sebagai Brave Eagle.
Empat jet F-5, yang telah diubah menjadi jet pengintai RF-5, akan tetap beroperasi sampai militer menerima perangkat MS-110, drone MQ-9B, dan drone domestik dalam beberapa tahun mendatang untuk memperkuat kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR), menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya kepada CNA.
Berbasis di Pangkalan Udara Hualien di Taiwan Timur, RF-5 memiliki misi utama untuk melakukan pengintaian bersama dengan F-16V dan memantau kekuatan Tiongkok.
Selain itu, selama bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, RF-5 juga membantu mengumpulkan data terkait dampak kerusakan.
Washington menyetujui penjualan enam unit MS-110 kepada Taiwan pada Oktober 2020, tetapi militer Taiwan belum menerimanya. Pengiriman diharapkan selesai pada 2025.
Militer Taiwan juga dijadwalkan untuk menerima dua drone "SkyGuardian" MQ-9B pertama yang dibeli dari AS pada 2026, dan dua lainnya pada 2027.
Selesai/IF