Penyelenggara festival film di Indonesia: Berharap dapat kerja sama dengan Taiwan

10/09/2024 17:23(Diperbaharui 11/09/2024 11:50)
(Sumber Foto : CNA, 9 September 2024)
(Sumber Foto : CNA, 9 September 2024)

Jakarta, 10 Sep. (CNA) Penyelenggara 100% Manusia Film Festival, Minggu (8/9) mengungkapkan bahwa ia berharap dapat bekerja sama dengan Taiwan, yang menurutnya sangat peduli dengan isu hak asasi manusia.

Festival film tersebut, yang memasuki tahun kedelapannya, telah ditutup hari Sabtu, dengan memutar 87 film dari Eropa, Amerika, Indonesia, dan Korea Selatan di Jakarta, Bandung, serta Yogyakarta selama acara tersebut. Film-film tersebut mengangkat berbagai isu, seperti kesehatan mental, kesetaraan, dan kemanusiaan.

Salah satu pendiri sekaligus Direktur Festival 100% Manusia Film Festival, Kurnia Dwijayanto, menyampaikan kepada CNA bahwa ia mengetahui Taiwan sangat peduli dengan isu hak asasi manusia, dan ia berharap dapat bekerja sama dengan negara tersebut di masa depan.

"Semua film yang berkaitan dengan hak asasi manusia dapat diputar di festival ini. Jika di masa depan ada lebih banyak film dari Asia yang ikut serta, sudut pandangnya akan lebih dekat dengan Indonesia. Akan sangat baik jika film dari Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan dapat diputar di festival ini," ujarnya.

Kurnia menyampaikan salah satu tujuan festival ini adalah menciptakan lingkungan yang aman dan ruang dialog, menambahkan bahwa mereka melihat kebutuhan masyarakat akan ruang yang aman untuk mengungkapkan diri, seperti para penyandang disabilitas atau korban kekerasan.

Melalui kegiatan festival ini, kata Kurnia, mereka dapat saling mengenal dan berdiskusi tentang isu-isu terkait hak asasi manusia.

Ia menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), banyak isu atau masalah hak asasi manusia yang belum dibahas dan diselesaikan, seperti diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS atau hak-hak penyandang disabilitas.

Oleh karena itu, kata Kurnia, ia percaya bahwa festival ini memang diperlukan.

Kurnia juga menyatakan bahwa seluruh penyelenggara dan staf festival film ini adalah sukarelawan yang tidak dibayar, sehingga sumber pendanaan menjadi tantangan terbesar yang mereka hadapi.

Sejauh ini, katanya, sebagian besar pendanaan berasal dari kedutaan besar negara-negara Eropa di Indonesia, dan tahun ini, Komisi Pemberantasan Korupsi RI juga menjadi salah satu sponsor.

100% Manusia Film Festival pertama kali diadakan pada 22 September hingga 1 Oktober 2017. Festival film ini bertujuan untuk memfasilitasi perubahan di masyarakat, meningkatkan kesadaran, dan mendukung pemberdayaan manusia.

(Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi)

Selesai/JA

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.