PMI pekerja rumah tangga di Miaoli digigit ular saat masak, kakinya hampir diamputasi

13/09/2024 20:31(Diperbaharui 26/09/2024 18:59)
Seorang pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di sektor rumah tangga di Miaoli harus dirawat di rumah sakit akibat digigit ular saat memasak di rumah majikan. (Sumber Foto : Aya, 13 September 2024).
Seorang pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di sektor rumah tangga di Miaoli harus dirawat di rumah sakit akibat digigit ular saat memasak di rumah majikan. (Sumber Foto : Aya, 13 September 2024).

Taipei, 13 Sep. (CNA) Seorang pekerja rumah tangga di Miaoli menuturkan pada CNA bahwa dirinya mengalami kecelakaan kerja pada pukul 11.30 Jumat lalu (6/9) di tempat kerjanya, di mana kaki sebelah kirinya digigit ular dan mengalami pembengkakan.

Sebut saja Aya, seorang pekerja migran sektor rumah tangga yang telah bekerja di majikannya selama 4 bulan ini, harus mengalami kejadian yang mengerikan.

Kepada CNA, Aya menuturkan bahwa pagi hari menjelang siang saat itu, ia sedang memasak untuk makan siang majikannya, dan tiba-tiba seekor ular berwarna hitam keabuan menggigit jari telunjuk kaki yang berada di nomor dua dekat jempol kaki kirinya. 

Ia sempat syok dan takut, kata Aya, menambahkan bahwa setelah menelepon majikannya, ia segera berlari keluar meminta bantuan tetangga karena di rumahnya hanya ada orang tua yang ia jaga saja.

Tetangganya pun menelepon ambulans, dan setelah 15 menit, ambulans dan majikannya datang, kemudian segera membawanya ke rumah sakit, ujar Aya kepada CNA.

Di rumah sakit, ia sempat dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD) selama 3 hari, karena dokter harus memantau kondisinya, kata Aya yang telah bekerja di Taiwan selama 9 tahun ini.

Aya mengungkapkan, saat ia diperiksa, dokternya mengatakan bahwa yang menggigitnya adalah sejenis ular kobra beracun. Dokter pun mengeluarkan racun dari lukanya dan mengobatinya.

Aya mengatakan, dokter sempat memberitahunya jika pada 2 hari seluruh kaki kirinya menghitam, maka harus dilakukan amputasi dengan memotong kaki kirinya dari lutut hingga telapak kaki.

Aya bersyukur saat hari Senin dokter menyatakan ia tidak perlu dioperasi atau diamputasi, karena racun tidak menyebar. Pada hari itu juga dokter hanya melakukan pembelahan dan mengobati jaringan dalam dan memastikan tidak ada infeksi, ujar Aya.

Setelah digigit ular, kata Aya, ia sempat demam, merasakan perih dan sakit di bagian jari kakinya serta terjadi pembengkakan di telapak kaki kirinya, bahkan jari kakinya pun menghitam.

Saat berita ini dirilis, Aya masih dirawat di rumah sakit Da Chien Health Medical System di Miaoli. Ia pun tidak tahu sampai kapan dirinya akan dirawat di rumah sakit tersebut. 

Kepada CNA, Aya mengatakan bahwa perwakilan dari bidang ketenagakerjaan KDEI juga telah mengunjunginya di rumah sakit. 

Saat ditanya bagaimana tanggapan dan tanggung jawab majikan, Aya menuturkan bahwa majikannya sangat baik, dan berjanji akan membiayai pengobatannya hingga selesai.

“Majikan bilang kalau kecelakaan kerja ini terjadi di rumahnya jadi dia yang bertanggung jawab untuk membiayai semuanya, bahkan tidak memotong gaji saya," tutur Aya kepada CNA. 

Atas rujukan dari seorang aktivis Garda BMI, Aya pun diminta untuk melaporkan klaim kecelakaan kerja pada BPJS Ketenagakerjaan yang ada di Taiwan.

CNA menghubungi perwakilan BPJS Ketenagakerjaan di Taipei dan menanyakan mengenai status kepesertaan Aya dan proses klaim yang dapat diajukan olehnya. 

Salah seorang perwakilan mengatakan pada CNA bahwa kepesertaan Aya masih aktif dan bisa mengajukan klaim dengan melengkapi dokumen seperti paspor, surat keterangan KDEI, resume medis dari rumah sakit, rekening tabungan bank di Indonesia atas nama PMI atau pihak yang lain, serta bukti pembayaran rumah sakit. 

Perwakilan BPJS juga mengingatkan para pekerja migran untuk menghubungi nomor telepon BPJS Ketenagakerjaan 0905146804 jika terjadi kecelakaan kerja maupun untuk sekadar memastikan keaktifan kepesertaannya, ujar perwakilan di jalan Ningxia Taipei kepada CNA.

(Oleh Miralux)

Selesai/JC

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.