Taipei, 15 Sep. (CNA) Sekelompok peretas pro-Rusia telah menyerang 45 entitas Taiwan, termasuk sejumlah agensi pemerintah dan para perusahaan keuangan, dengan serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS) pekan ini, menurut Kementerian Urusan Digital (MODA).
Kelompok pro-Rusia tersebut menggunakan jaringan komputer zombi yang dikendalikan melalui sejumlah server untuk meluncurkan serangan DDoS yang menargetkan tidak hanya Taiwan tetapi juga infrastruktur kritis di Amerika Serikat, Kanada dan Uni Eropa, kata Menteri Urusan Digital Yennun Huang (黃彥男) dalam konferensi pers Sabtu (14/9).
Serangan DDoS adalah serangan siber bertujuan untuk mengganggu lalu lintas normal dari server, layanan, atau jaringan dengan membanjiri target atau jaringannya sehingga tidak dapat diakses oleh pengguna sahnya.
NoName057, sebuah kelompok peretas pro-Rusia, mengklaim telah meluncurkan serangan terhadap lembaga-lembaga pemerintah Taiwan, sejumlah perusahaan keuangan dan Bandara Songshan Taipei.
Huang mengatakan bahwa total 45 entitas di Taiwan telah menjadi target, tetapi dampaknya jangka pendek dan sebagian besar sudah kembali beroperasi normal.
MODA mengatakan lembaga yang terpengaruh termasuk Biro Maritim dan Pelabuhan, otoritas-otoritas pajak lokal, lembaga pemerintah pusat tingkat tinggi, unit militer, dan organisasi keuangan dan sekuritas yang sepenuhnya atau sebagian dimiliki pemerintah. Bank adalah target utama dalam sektor swasta.
MODA menambahkan bahwa taman-taman sains tempat perusahaan teknologi seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) berbasis tidak ditargetkan.
Hsieh Tsui-chuan (謝翠娟), Direktorat Jenderal Administrasi Keamanan Siber MODA, mengatakan bahwa agensi tersebut menerima intelijen tentang serangan yang akan datang pada 10 September dan kemudian memberitahu unit pemerintah pusat dan lokal yang relevan.
Dengan tingkat kewaspadaan terhadap serangan siber dinaikkan setara dengan yang biasanya diterapkan selama pemilihan presiden, infrastruktur kritis diharuskan melaporkan status serangan setiap hari, kata Hsieh.
Wakil Menteri Digital Lin Yi-jing (林宜敬) mengatakan serangan DDoS yang dirancang untuk menciptakan kemacetan lalu lintas situs web, tetapi peretas tersebut tidak meretas atau mengambil alih sistem entitas yang terpengaruh.
Oleh karena itu, tidak ada data yang hilang, dicuri, atau dimanipulasi, tambahnya.
Selesai/IF