Jakarta, 8 Nov. (CNA) RS National Taiwan University (NTUH) menyampaikan tahun ini mereka mengadakan acara perayaan sepuluh tahun kerja samanya dengan RS Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan telah memperluas fokus kerja sama mereka ke bidang bedah saraf.
Pusat Layanan Medis Internasional NTUH dalam sebuah siaran pers menyebutkan bahwa sejak membangun hubungan pertukaran resmi dengan mereka pada 2014, RSCM telah mengirimkan 78 tenaga medis mereka untuk mengikuti pelatihan klinis lanjutan di rumah sakit yang berpusat di Taipei tersebut.
NTUH juga mengirimkan tim medis mereka setiap tahunnya untuk mengunjungi RSCM dan mengadakan seminar akademis, kata rumah sakit tersebut, menambahkan bahwa kedua belah pihak menjalin komunikasi yang erat.
Pada tahun ini, lanjut rumah sakit tersebut, dokter bedah saraf RSCM datang ke NTUH dengan biaya sendiri untuk mengikuti pelatihan delapan bulan, mendalami prosedur bedah minimal invasif otak, hipofisis, serta bedah dasar tengkorak dan tulang belakang.
Dalam pelatihan tersebut dokter RSCM juga menyelami lebih dalam teknologi medis canggih seperti pencitraan MRI intraoperatif dan sistem navigasi, sehingga mereka dapat melakukan bedah saraf yang kompleks dengan lebih akurat, tambah NTUH.
Dalam siaran pers tersebut, NTUH menyampaikan bahwa setelah menyusun rencana kerja sama yang konkret, pada Oktober mereka resmi menandatangani kontrak kerja sama pertukaran dengan RSCM di bidang bedah saraf.
Untuk memulainya, NTUH menyampaikan, beberapa dokter mereka, Huang Po-hao (黃博浩), Chou Sheng-che (周聖哲), dan Tsuang Fon-yih (曾峰毅) pergi ke RSCM secara bergantian sejak 28 Oktober hingga 24 November untuk berpartisipasi dalam diskusi kasus, pemeriksaan, dan bedah, serta memberikan bimbingan medis dan teknis secara berkelanjutan.
Untuk memfasilitasi pertukaran keterampilan profesional yang lebih mendalam, RSCM juga secara khusus mengajukan izin praktik sementara agar dokter-dokter dari NTUH dapat melakukan demonstrasi bedah langsung di Indonesia, menurut siaran pers tersebut.
NTUH mencatat bahwa sebelumnya, karena batasan peraturan, dokter yang dilatih di rumah sakit tersebut lebih banyak melakukan observasi dan tidak dapat melakukan prosedur secara langsung.
Di sisi lain, tambah NTUH, dokter mereka yang sedang berada di Indonesia juga hanya dapat memberikan bimbingan verbal dan tidak dapat melakukan demonstrasi nyata, sehingga model pertukaran seperti itu memiliki hasil yang terbatas.
Huang, dokter bedah saraf NTUH yang terlibat dalam pertukaran, menyatakan bahwa demonstrasi bedah adalah cara paling langsung dalam pengajaran bedah.
Langkah terobosan ini melampaui batasan pertukaran sebelumnya dan sangat bermanfaat bagi dokter muda, memungkinkan lebih banyak dokter Indonesia untuk mendapatkan manfaat, kata Huang.
NTUH juga menyebutkan bahwa rumah sakit tersebut mengundang Presiden Taiwan Neurosurgical Society, Shen Chiung-Chyi (沈烱祺), untuk bergabung dalam kunjungan ke RSCM.
Ini dilakukan guna membangun kerja sama yang mendalam di bidang bedah saraf di antara kedua belah pihak serta memperluas pertukaran dalam perkembangan bidang tersebut di antara kedua negara, tambah rumah sakit tersebut.
NTUH menyatakan bahwa RSCM akan mengirimkan dua dokter bedah saraf lagi untuk mengikuti pelatihan di rumah sakit mereka pada 2025.
NTUH juga akan berbagi hasil penelitian dan operasi teknologi medis canggih, terus memperluas bidang pertukaran di bidang bedah saraf, tambah rumah sakit tersebut.
Sementara itu, Taiwan Neurosurgical Society juga akan mempromosikan pertukaran dan pelatihan tenaga medis di antara kedua belah pihak, NTUH menyampaikan.
(Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi)
Selesai/ ML