Taipei, 14 Juli (CNA) Menurut statistik dari Kementerian Ketenagakerjaan (MOL), pada tahun 2023 di Taiwan terdapat 43 kasus pelanggaran terhadap peraturan diskriminasi pekerjaan, dengan total denda mencapai NT$ 9,2 juta (Rp 4,557 miliar).
Direktur Departemen Standar Tenaga Kerja dan Kesetaraan Pekerjaan MOL, Huang Wei-chen (黃維琛), pada laporan rutin kementerian tersebut hari Jumat (12/7) menyatakan bahwa terdapat beberapa peraturan ketenagakerjaan yang memiliki ketentuan terkait diskriminasi pekerjaan.
Berbagai peraturan tersebut melarang pengusaha melakukan diskriminasi terhadap pelamar kerja maupun karyawan berdasarkan gender atau usia, kata Huang.
Huang menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman praktis, diskriminasi berdasarkan usia dalam pekerjaan dapat terjadi dalam iklan lowongan, ujian seleksi, penilaian kinerja, promosi, pemindahan jabatan atau pelatihan, syarat dan ketentuan perekrutan, pemutusan hubungan kerja, kebijakan pensiun, serta prosedur pengaduan.
Jika pelamar kerja atau karyawan menemukan diskriminasi pekerjaan oleh pengusaha selama proses pencarian pekerjaan atau selama bekerja, mereka dapat melapor kepada otoritas lokal, kata Huang.
Menurut statistik, pada tahun lalu (2023) terdapat total 43 kasus pelanggaran terhadap peraturan diskriminasi pekerjaan.
Di antaranya, sembilan kasus pelanggaran Undang-Undang Layanan Ketenagakerjaan dengan denda sebesar NT$ 2,55 juta.
Sedangkan terdapat dua kasus pelanggaran Undang-undang Promosi Ketenagakerjaan untuk Orang Paruh Baya dan Lansia dengan denda sebesar NT$ 400 ribu.
Paling banyak di antaranya adalah 32 kasus pelanggaran Undang-Undang Kesetaraan Gender dalam Pekerjaan dengan denda sebesar NT$ 6,25 juta.
Huang menyatakan bahwa bentuk pelanggaran utama terhadap Undang-Undang Kesetaraan Gender dalam Pekerjaan termasuk iklan lowongan kerja yang membatasi gender, di mana beberapa iklan menyebutkan “wanita lebih diutamakan”.
Selain itu, kata Huang, terdapat juga kasus diskriminasi gender di mana pekerja wanita diperlakukan tidak adil karena hamil atau mempunyai anak, serta kasus di mana pengusaha melakukan pemecatan dengan hanya memilih perempuan.
Huang mengimbau agar dalam proses perekrutan, pengusaha fokus pada kualifikasi, bukan pada karakteristik yang tidak terkait dengan pekerjaan, untuk membangun lingkungan kerja yang ramah dan menyeluruh.
(Oleh Elly Wu dan Jason Cahyadi)
Selesai/ ML