Taipei, 7 Agu. (CNA) Seorang wanita berusia 30-an di Taiwan mengalami sakit kepala dan kerontokan rambut yang awalnya diduga gejala meningitis, namun pemeriksaan menunjukkan ia mengidap sifilis stadium 2 yang telah menyerang otak, menurut Yang Chia-jui (楊家瑞), dokter di Rumah Sakit (RS) Far Eastern.
Dalam konferensi pers rutin yang digelar Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan pada Senin (5/8), Yang juga menyebut kasus lain, seorang pria usia 20-an yang awalnya mengira ruam berulang di tubuhnya diakibatkan alergi, namun setelah demam ringan dan memeriksakan diri barulah diketahui ia positif sifilis.
Chen Po-liang (陳伯亮), dokter spesialis penyakit kritis dari RS Veteran Taipei, menjelaskan bahwa infeksi sifilis terbagi menjadi tiga stadium.
Stadium 1 ditandai dengan luka terbuka tanpa rasa sakit, pembengkakan kelenjar getah bening, dan permukaan luka berwarna merah serta terasa keras saat disentuh, seperti tombol di bawah kulit. Luka ini bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu, kata dia.
Kemudian, lanjut Chen, stadium 2 muncul empat hingga sepuluh pekan kemudian, saat bakteri menyebar ke seluruh tubuh, menyebabkan ruam kulit, benjolan, rambut rontok, kutil kelamin, sakit kepala, lemas, mual, demam, berat badan turun, serta nyeri otot dan sendi.
Stadium 3 biasanya terjadi 3–7 tahun setelah infeksi awal, dan dapat menyebabkan tumor sifilis, gangguan kardiovaskular, hingga kerusakan saraf tulang belakang yang mengganggu fungsi gerak dan sensorik, ujar Chen.
Chen mengingatkan, pengobatan sifilis secara mandiri dengan antibiotik bisa gagal total dan memicu resistansi serta penularan lanjutan. Ia menekankan pentingnya periksa ke dokter spesialis infeksi.
Ia juga menyinggung temuan Jepang tentang "super gonore", kencing nanah dengan resistansi tinggi terhadap obat. Meski tingkat kemunculannya di Taiwan masih di bawah 1 persen, Chen mengimbau masyarakat untuk waspada.
Lin Hsi-hsun (林錫勳), dokter dari The Infectious Disease Socity of Taiwan menyatakan bahwa antara Januari hingga Juli tahun ini terdapat 3.627 kasus gonore baru, turun 18 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, infeksi sifilis meningkat menjadi 5.826 kasus, naik 7 persen dibanding tahun lalu, ujarnya.
Juru bicara CDC Tseng Shu-hui (曾淑慧), mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan kesadaran pencegahan penyakit menular seksual (PMS), sejak 1 Juli lalu telah diluncurkan layanan konsultasi anonim untuk PMS, yang hingga akhir Juli telah melayani 382 konsultasi.
Selain itu, lanjutnya, layanan tes cepat sifilis gratis untuk usia 24 tahun ke bawah telah diberikan kepada 256 orang, dengan sepuluh di antaranya hasilnya positif dan kini telah dirujuk untuk pengobatan lebih lanjut.
(Oleh Chang Hsiung-feng dan Agoeng Sunarto)
Selesai/JC