Ragam warna Ramadhan WNI di Taiwan: Buka puasa bersama sampai bagi takjil

16/03/2025 20:46(Diperbaharui 01/04/2025 13:57)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Acara berbuka puasa masyarakat Indonesia bersama KDEI. (Sumber Foto : CNA, 14 Maret 2025).
Acara berbuka puasa masyarakat Indonesia bersama KDEI. (Sumber Foto : CNA, 14 Maret 2025).

Taipei, 16 Mar. (CNA) Sepanjang bulan Ramadhan banyak sekali kegiatan buka puasa bersama yang diikuti oleh masyarakat Indonesia di Taiwan. CNA mengunjungi tiga acara sekaligus yaitu buka puasa Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) bersama masyarakat Indonesia, buka puasa bersama pekerja migran Indonesia (PMI) dengan organisasi PELITA, hingga pembagian takjil di Taipei Main Station (TMS).

Buka puasa masyarakat Indonesia bersama KDEI

Jumat (14/3) pada pukul 17.30 puluhan warga negara Indonesia (WNI) terlihat memasuki ruangan acara buka puasa bersama yang diadakan oleh Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei. Acara yang bertajuk Buka Puasa KDEI Bersama Masyarakat Indonesia ini dihadiri sekitar 200 orang dengan berbagai profesi seperti pelajar, pengantin asing, pekerja migan, dan pekerja profesional serta lokal staf dan home staf KDEI itu sendiri.

Acara yang dibuka dengan kata sambutan dari Kepala KDEI, Arif Sulistiyo ini menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia yang telah bekerja sama dengan KDEI dalam berbagai hal, baik pelaporan masalah maupun dukungan berbagai kegiatan. 

Adapun Arif dalam pidatonya sempat menyinggung mengenai PMI yang berprofesi ganda atau mempunyai job ilegal di luar kontrak kerjanya, seperti menjadi penghulu dalam pernikahan siri. Arif mengingatkan pada semua PMI agar tetap mematuhi peraturan ketenagakerjaan dan keimigrasian yang ada di Taiwan, dengan tidak mengambil pekerjaan lain di luar job.

“Saya mendapat laporan dari imigrasi Taiwan bahwa banyak di antara PMI yang menjadi penghulu pernikahan siri dan akhirnya itu dibayar. Ada yang mendapat NT$10.000 (Rp 5 juta), ada yang lebih bahkan. Nah, itu tidak boleh. Itu melanggar hukum.” Ujar Arif di pertengahan sambutannya.

“Imigrasi akan menangkap orang-orang seperti ini. Namun saya bilang sama mereka untuk tidak ditindak terlebih dahulu. Kami akan memberikan peringatan terlebih dahulu,” sambung Arif.

Selain itu, Arif juga mengumumkan bahwa KDEI akan menyelenggarakan salat Idul Fitri di lokasi Dr Sun Yat-Sen Memorial Hall. Mengenai waktunya akan diumumkan mendatang. Arif berjanji bahwa pihak KDEI akan memberikan surat pengumuman beserta surat izin pemberitahuan kepada seluruh majikan. 

Setelah selesai kata sambutan, adzan mahgrib dikumandangkan pada pukul 18.03 tanda telah tiba waktunya berbuka. Para hadirin pun menikmati takjil dan makanan ringan serta minuman manis khas Indonesia yang telah disediakan, sebelum beranjak ke salat Maghrib. Acara ditutup pada pukul 20.00 setelah menunaikan salat Isya dan Tarawih.

Di akhir acara, Arif memberikan pesannya melalui CNA kepada seluruh masyarakat Indonesia di Taiwan agar tetap semangat melaksanakan ibadah puasa di tengah-tengah aktivitas.

“Selaku Kepala KDEI Taipei, saya mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh WNI, baik PMI maupun mahasiswa Indonesia di Taiwan, yang tetap bersemangat menjalankan ibadah puasa di tengah kesibukan bekerja dan belajar. Kontribusi teman-teman sangat berarti dalam menggerakkan roda perekonomian Taiwan serta memberikan manfaat bagi Indonesia.” Ujar Arif.

“Jadikanlah setiap usaha kita, baik dalam bekerja maupun menuntut ilmu, sebagai ladang ibadah dan bagian dari perjuangan meraih masa depan yang lebih baik. Tetaplah semangat dan istiqamah, karena setiap pengorbanan, kerja keras, dan ilmu yang kita peroleh akan bernilai di sisi Allah SWT. Semoga ibadah puasa kita diterima, diberikan keberkahan, dan menjadi sumber pahala yang melimpah,” sambung Arif.

GANAS bagi-bagi takjil gratis di TMS

Minggu (16/3) pada pukul 4 sore tepat, Gabungan Tenaga Kerja Bersolidaritas GANAS bersama Serikat Buruh Industri Perawatan Taiwan (SBIPT) bersama Serikat Buruh Industri Manufaktur (SEBIMA) mengadakan bagi-bagi takjil gratis di sekitaran pintu keluar Taipei Main Station. 

Menurut pengamatan CNA yang hadir kala itu, para aktivis tersebut membagikan takjil berupa kue-kue khas Indonesia dibarengi bersama pemberian brosur untuk mengedukasi para pekerja migran mengenai isu seputar ketenagakerjaan. 

GANAS, SBIPT, SEBIMA membagikan takjil gratis dan brosur aturan ketenagakerjaan di depan Taipei Main Station. (Sumber Foto : CNA, 16 Maret 2025)
GANAS, SBIPT, SEBIMA membagikan takjil gratis dan brosur aturan ketenagakerjaan di depan Taipei Main Station. (Sumber Foto : CNA, 16 Maret 2025)

Sekitar 20 sukarelawan berkumpul bersama mengitari Taipei Main Station sembari menyapa beberapa kumpulan pekerja migran asal Indonesia yang sedang nongkrong di depan stasiun tersebut. Salah satu sukarelawan, Ignas, yang juga menjabat sebagai Ketua SEBIMA selain membagikan takjil, ia juga memberitahukan kepada salah sorang pekerja pabrik di Taoyuan cara penghitungan lembur yang sesuai dengan aturan ketenagakerjaan.

Melalui wawancaranya bersama CNA, Fajar, ketua GANAS menuturkan bahwa selain berbagi takjil, ia juga ingin berbagi informasi kepada para pekerja migran yang ditemui, agar mereka tahu mengenai aturan ketenagakerjaan seperti perhitungan lembur, cuti dan perhitungan gaji yang terbaru.

Acara yang diselenggarakan oleh ketiga serikat pekerja ini diakhir pada pukul 5 sore setelah menyelesaikan misinya berbagi sekitar 100 takjil dan brosur ketenagakerjaan.

Buka puasa pekerja migran bersama PELITA

Organisasi PELITA mengadakan acara berbuka untuk pekerja migran Indonesia (PMI) pada Minggu (16/3) bertempat di jalan Nanjing East Road. Acara yang dibuka pada pukul 17.30 ini diikuti sebanyak 70 PMI beserta para sukarelawan anggota PELITA. 

Syerla, salah satu relawan mengatakan pada CNA tujuan PELITA mengadakan acara berbuka puasa bersama untuk menyambut rekan-rekan imigran yang datang dari Indonesia bekerja di Taiwan agar tidak merasa sendiri.

"Kami mengadakan acara ini agar satu sama yang lain saling mengenal dan dapat saling menguatkan bahwa kita tidak merasa sendiri di Taiwan," sambung Syerla.

Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) menghadiri acara berbuka puasa bersama PELITA. (Sumber Foto : CNA, 16 Maret 2025)
Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) menghadiri acara berbuka puasa bersama PELITA. (Sumber Foto : CNA, 16 Maret 2025)

Menurut pengamatan CNA yang langsung datang menghadiri acara tersebut, para pekerja migran ini begitu antusias bersosialisasi bersama sembari menikmati hidangan khas Indonesia beserta takjil kolak ubi.

Yoga, salah satu PMI yang bekerja di Xinzhuang mengatakan pada CNA bahwa dirinya baru pertama kali mengikuti acara berbuka puasa yang diadakan PELITA karena melihat informasinya dari instagram, media sosial mereka.

Ayu, salah satu PMI yang bekerja sebagai perawat orang tua di Taipei mengatakan bahwa dirinya senang dapat hadir di acara buka puasa bersama ini. Saat ditanya CNA mengenai keseharian Ayu dalam bekerja apakah juga diizinkan untuk berpuasa, Ayu mengatakan bahwa majikannya mengizinkannya berpuasa.

Setelah menikmati hidangan, para pekerja yang awalnya tak mengenal satu dengan yang lainnya, akhirnya membaur menjadi satu saat panitia memutar lagu-lagu karaoke untuk bernyanyi dan berjoget bersama. Acara tersebut berakhir pada pukul 7 malam dikarenakan para PMI harus kembali ke rumah majikan masing-masing dan mengakhiri hari liburnya, ujar salah satu relawan yang berbagi informasi kepada CNA.

(Oleh Miralux)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.