Taipei, 20 Feb. (CNA) Harga pisang di Taiwan yang melonjak dalam beberapa pekan terakhir akibat kerusakan tanaman dari beberapa taifun tahun lalu diperkirakan tetap tinggi hingga Mei atau Juni, kata Kementerian Pertanian (MOA) pada Selasa (18/2).
Menurut Badan Pertanian dan Pangan MOA, harga pisang di Pasar Buah dan Sayuran Grosir First dan Second Taipei pada Senin adalah NT$107.1 (Rp53,298) per kilogram, naik 84.2 persen dari NT$58.1 pada tanggal yang sama tahun lalu.
Dalam keterangannya kepada pers, Direktur Badan tersebut, Yao Chih-wang (姚志旺), mengatakan kenaikan harga ini terutama disebabkan oleh "Beberapa taifun" yang melanda Kaohsiung dan Pingtung—wilayah utama penghasil pisang—tahun lalu.
Kerusakan akibat taifun menyebabkan hasil panen pisang saat ini "Hampir tidak ada," sehingga harga melonjak, ujar Yao.
Meski para petani telah berupaya menanam ulang dan memulihkan kebun mereka, pohon pisang membutuhkan waktu sekitar satu tahun hingga siap dipanen. Yao memperkirakan harga akan kembali stabil saat panen berikutnya pada Mei dan Juni.
Pada 2024, tiga Taifun mendarat di Taiwan, yakni Taifun Gaemi pada 25 Juli di Yilan, Taifun Krathon pada 3 Oktober di Kaohsiung, dan Taifun Kong-rey pada 23 Oktober di Taitung.
Selain pisang, panen jujube dan apel lilin juga terdampak parah akibat taifun, menyebabkan harga kedua buah tersebut naik, kata Yao.
Harga jambu biji, yang naik 15,9 persen menjadi NT$68,6 per kilogram dibanding tahun lalu, juga diperkirakan turun pada Mei atau Juni, tambahnya.
Sementara itu, masyarakat disarankan untuk mengonsumsi buah jeruk sebagai alternatif, kata Yao.
Selesai/IF