Taipei, 31 Des. (CNA) Menteri Ketenagakerjaan Taiwan pada Senin (30/12) mengungkapkan kekhawatirannya bahwa rancangan undang-undang (RUU) yang diusulkan oleh fraksi oposisi utama Kuomintang (KMT) dapat mengganggu keseimbangan pasokan dan permintaan untuk pengasuh domestik migran jika disahkan dalam sidang legislatif.
RUU tersebut mengusulkan penghapusan evaluasi kesehatan berbasis Indeks Barthel bagi individu berusia 80 tahun ke atas dan dijadwalkan untuk ditinjau dalam sidang pleno di Legislatif pada Selasa.
Jika disahkan, RUU tersebut akan segera menyebabkan permintaan terhadap pengasuh migran melampaui pasokan, karena tambahan sebanyak 530.000 lansia Taiwan akan memenuhi syarat untuk mempekerjakan pengasuh migran, kata Menteri Ketenagakerjaan Hung Sun-han (洪申翰) dalam sebuah unggahan di media sosial.
Hingga November, Taiwan memiliki sekitar 227.000 pengasuh migran, dengan jumlah yang meningkat sekitar 10.000 setiap tahun, jelasnya.
Berdasarkan data sebelumnya, sekitar 160.000, atau 30 persen, keluarga yang memenuhi syarat diperkirakan akan mengajukan permohonan untuk merekrut pengasuh migran tinggal. Hal ini dapat mempersulit keluarga dengan anggota yang menderita penyakit serius untuk mendapatkan pengasuh, kata Hung.
Taiwan sudah berada pada posisi yang kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan gaji rata-rata bulanan pengasuh migran domestik, yang hanya sedikit di atas NT$20.000 (Rp9,8 juta) dibandingkan rata-rata NT$40.000 hingga NT$50.000 yang diterima rekan-rekan mereka di Jepang dan Korea Selatan, tambahnya.
Hung menuturkan bahwa lonjakan permintaan dapat memperburuk situasi, dengan pekerja migran cenderung memilih merawat lansia yang lebih sehat daripada mengambil pekerjaan yang lebih berat.
Selesai/IF