Para ABK tetap jaga kapal jelang Taifun Krathon, organisasi pelaut protes

02/10/2024 19:55(Diperbaharui 02/10/2024 20:01)
Salah satu ABK menjaga kapalnya di Wanli, New Taipei saat taifun. (Sumber Foto : Kontributor pribadi, 2 Okt 2024).
Salah satu ABK menjaga kapalnya di Wanli, New Taipei saat taifun. (Sumber Foto : Kontributor pribadi, 2 Okt 2024).

Taipei, 2 Okt. (CNA) Sejumlah ABK di Donggang Pingtung harus menerima kenyataan bahwa mereka masih tetap berada di dalam kapal menjelang kedatangan Taifun Krathon demi menjaga kapal-kapal agar tidak lepas ke laut bebas, ujar Muzakir Ketua Forum Silaturahmi Pelaut Indonesia (FOSPI).  

Menurut CWA, Pingtung adalah salah satu wilayah yang termasuk dalam peringatan bahaya taifun. 
Sebanyak tiga belas kota dan kabupaten, dari selatan Taiwan hingga Miaoli di utara, kini berada di bawah peringatan darat untuk Taifun Krathon, ujar Direktorat Jenderal Cuaca Pusat (CWA) pada Rabu (2/10). 

CWA mengumumkan sebanyak 13 kota dan kabupaten yang saat ini termasuk dalam peringatan tersebut adalah: Nantou, Kabupaten Chiayi, Kota Chiayi, Pingtung, Changhua, Penghu, Taichung, Tainan, Taitung, Hualien, Miaoli, Yunlin, dan Kaohsiung. 

CNA menghubungi beberapa pos wilayah pelabuhan yang didominasi oleh ABK asal Indonesia, yaitu Donggang Pingtung, Wanli New Taipei, dan Keelung. 

Muzakir, Ketua FOSPI, saat dihubungi CNA mengatakan bahwa teman-teman di Donggang Pingtung masih tetap berada di kapal dan menjaganya agar tali tidak terputus dikarenakan angin kencang menjelang Taifun Krathon. 

Saat ditanya CNA tentang himbauan pemerintah setempat bagi para ABK untuk pindah ke daratan, Muzakir menjelaskan bahwa tidak ada himbauan tersebut.

“Ya...di sini tidak ada himbauan untuk tinggal di daratan berteduh dari taifun, jadi teman-teman di sini (Donggang) masih tetap berada di kapal-kapal untuk menjaganya agar tali tidak terputus atau bertabrakan karena angin. Alhamdulilah, sejauh ini masih aman-aman saja.” Ujar Muzakir.

“Sejauh ini ABK LG (ABK yang bekerja pada kapal-kapal long line) dan ABK nelayan migran (jarak dekat) sama-sama tetap berada di kapal. Kalau ada ABK yang ke masjid, itu hanya mereka yang menunaikan ibadah saja. Ada juga ABK yang berada di markas FOSPI itu karena mereka menunggu kontrak baru, karena baru saja putus kontrak. Bagi yang masih aktif bekerja ya...mereka tetap berada di kapal.” Jelas Muzakir.

Senada dengan Muzakir, salah seorang ABK yang berdomisili di Wanli, New Taipei juga mengatakan hal serupa bahwa mereka tetap harus tetap berada di kapal untuk menjaga tali kapal agar tidak terputus.

“Meskipun taifun, kami harus tetap berada di kapal, karena kami harus menjaga tali kapal agar tidak terputus,” ujar Santori, salah seorang ABK di Wanli, New Taipei yang dihubungi CNA. 

Ketika ditanya oleh CNA apa harapan Santori kepada pemerintah berkaitan dengan keselamatan ABK, ia tak bisa mengatakan apa pun. Santori bahkan mengenang peristiwa besar taifun yang terjadi di Taiwan tahun 2013 lalu.

“Dulu pernah ada taifun besar tahun 2013, saya masih ingat masa itu. Kami lagi ada di kapal, dan sempat terombang-ambing. Namun kami tetap harus menjaga tali kapal. Kalau tali kapal terputus, ya kita pasrah saja tinggal nunggu bantuan.” Ujar Santori mengenang kejadian tersebut.

Kepada CNA, Santori juga mengatakan bahwa saat dirinya dihubungi CNA melalui telepon, pada saat itu ia berada di dalam kapal dan terus memantau tali kapal agar tidak putus.

“Saat mbak telepon ini, saya sedang melihat tali kapal agar tidak putus.” Ujarnya.

Saat dihubungi oleh CNA, Mei Hua, anggota organisasi Keelung Migrant Fisherman Union (KMFU) mengatakan bahwa tidak ada laporan kecelakaan atau insiden yang dilaporkan dari ABK Keelung.

“Di sini (Keelung) aman-aman saja.” Ujarnya. Namun Mei Hua belum bisa memberikan penjelasan mengenai detil keamanan para ABK dikarenakan masih ada pertemuan paguyuban ABK. 

Ketua SPPI Achdiyanto Ilyas Pangestu mengunjungi Serikat Nelayan Migran Keelung pada 18 April. (Sumber Foto : CNA, 19 April 2024)
Ketua SPPI Achdiyanto Ilyas Pangestu mengunjungi Serikat Nelayan Migran Keelung pada 18 April. (Sumber Foto : CNA, 19 April 2024)

CNA juga menghubungi Achdiyanto Ilyas Pangestu, ketua Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) mengecam akan kenyataan ini. 

“Keselamatan jiwa ABK itu yang terutama. Saya selaku Ketua SPPI mengecam kenyataan ini. Seharusnya pemerintah lebih memberlakukan perlindungan kepada para ABK. Ombak, hujan deras dan angin kencang itu tidak bisa diprediksi apalagi saat taifun seperti ini.” Protes Ilyas nama panggilan dari ketua SPPI.

“Seharusnya para ABK diberikan perlindungan untuk dievakuasi ke daratan, bukannya malah disuruh menjaga kapal.” Sambung Ilyas.

CNA juga menghubungi Kadir, analis bidang ketenagakerjaan KDEI untuk meminta pendapatnya. Namun hingga berita ini dirilis, Kadir masih belum memeberikan balasan. Sementara itu, Kadir di laman sosial media grup Save PMI yang dikelolanya telah memberikan himbauan agar menghindari aktivitas di luar selama taifun. 

Jika terdampak atau mengetahui ada yang terdampak taifun khraton segera menghubungi hotline PWNI Pensosbud di nomor 0901-132-000, menurut himbauan tersebut. 

Sementara itu, menurut Pusat Operasi Darurat (CEOC), angin kencang dan hujan deras akibat Taifun Krathon telah menyebabkan satu orang tewas, 70 lainnya terluka, dan dua orang hilang hingga pukul 3 sore pada Rabu (2/10).

(Oleh Miralux)

Selesai/JA

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.