Taipei, 15 Juli (CNA) Permasalahan Pekerja Migran Asing (PMA) masuk ke dalam soal ujian masuk perguruan tinggi Taiwan yang diselenggarakan hari Sabtu (13/7), termasuk diskriminasi hingga masalah berganti majikan.
Ujian masuk perguruan tinggi tahun pelajaran 2024/2025 memasuki hari kedua pada hari Sabtu, mata pelajaran terakhir yang diujikan adalah pendidikan kewarganegaraan dan ilmu pengetahuan sosial.
Di dalam ujian mata pelajaran tersebut, terdapat soal pilihan ganda mengenai permasalahan PMA yang diuraikan dalam sebuah esai.
Esai tersebut mengandaikan sebuah kejadian di mana seorang PMA, yang sedang menarik uang di ATM, dicurigai polisi sebagai PMA ilegal yang menjadi kurir komplotan penipuan berdasarkan penampilannya.
Polisi pun memerintahkannya untuk menyerahkan ARC-nya, namun ia mengatakan tidak membawanya.
Setelah itu, polisi memborgol dan membawanya ke kantor polisi, di mana permintaannya untuk menunjuk pengacara ditolak dan ia ditahan di ruang interogasi semalaman.
Dalam masa itu, PMA tersebut menolak bekerja sama dan tidak menjawab pertanyaan apa pun. Polisi baru melepaskannya keesokan paginya.
Salah satu pertanyaan menanyakan legalitas hal yang terjadi dalam cerita itu dan dua pertanyaan lainnya menanyakan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Ada juga satu soal tentang permasalahan yang dihadapi oleh PMA dalam berpindah majikan.
Seorang siswi Taipei Municipal Zhongshan Girls High School bermarga Kao (高) mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan pada soal tersebut.
Setelah ujian, semua orang juga membicarakan soal itu, kata Kao, menambahkan bahwa itu dapat disebut sebagai salah satu soal terberat.
Sementara itu, National Senior High School Teachers' Union menganggap soal-soal yang membahas isu PMA tersebut sebagai pertanyaan mendalam tentang diskriminasi terhadap PMA yang umum terjadi di media dan masyarakat saat ini.
(Oleh Chen Yi-hsuan, Chen Chih-chung, dan Jason Cahyadi)
Selesai/ ML