Washington, 29 Juli (CNA) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada hari Selasa (29/7) membantah spekulasi bahwa rencana perjalanan Presiden Lai Ching-te (賴清德) ke Amerika Selatan dengan singgah di AS telah dibatalkan, dengan mengatakan bahwa tidak ada rencana tersebut sehingga tidak ada yang dibatalkan.
Berbicara dalam jumpa pers, juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce mengatakan rencana perjalanan Lai bersifat hipotetis karena tidak pernah diumumkan oleh Taiwan.
"Tidak ada rencana -- rencana perjalanan untuk presiden. Jadi, tidak ada yang dibatalkan," kata Bruce.
Pernyataannya muncul setelah Financial Times melaporkan pada hari Selasa bahwa kunjungan Lai yang direncanakan ke sekutu diplomatik Paraguay, Guatemala, dan Belize pada bulan Agustus ditunda atau dibatalkan karena Presiden AS Donald Trump memblokir singgah di New York akibat protes dari Tiongkok.
Mengutip tiga sumber anonim, Financial Times menyebut Trump khawatir perjalanan Lai akan mempengaruhi pembicaraan dagang yang sedang berlangsung antara kedua negara adidaya tersebut.
"Saya dapat memberitahu Anda, sekali lagi, bahwa transit oleh pejabat tinggi Taiwan, termasuk presiden, sepenuhnya konsisten dengan kebijakan dan praktik lama kami," kata Bruce. "Hal ini tidak berubah."
Berita tentang kemungkinan perjalanan Lai pertama kali dilaporkan pada pertengahan Juli. Laporan AFP pada 14 Juli mengutip Presiden Paraguay Santiago Pena yang mengatakan di sebuah forum investasi hari itu bahwa Lai akan mengunjungi negaranya "dalam 30 hari."
Bloomberg News melaporkan dua hari kemudian bahwa Lai berencana singgah di New York pada 4 Agustus dan kemudian di Dallas 10 hari setelahnya sebagai bagian dari perjalanan ke sekutu diplomatik Paraguay, Guatemala, dan Belize.
Namun, laporan Bloomberg pada hari Senin menyebutkan bahwa perencanaan perjalanan tersebut menjadi tidak pasti pada akhir pekan lalu ketika Taiwan tidak dapat memperoleh persetujuan dari AS.
Dalam pernyataan pada hari Senin mengenai rumor perjalanan Lai, juru bicara Kantor Kepresidenan Karen Kuo (郭雅慧) mengatakan Lai tidak memiliki rencana untuk melakukan kunjungan ke luar negeri dalam waktu dekat.
"Dengan mempertimbangkan upaya rehabilitasi yang sedang berlangsung di Taiwan selatan setelah topan baru-baru ini dan perkembangan regional termasuk tarif Amerika Serikat, presiden saat ini tidak memiliki rencana untuk melakukan kunjungan ke luar negeri," kata Kuo.
Pada hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri (MOFA) Hsiao Kuangwei (蕭光偉) menegaskan kembali bahwa Lai tidak memiliki rencana perjalanan ke luar negeri dalam waktu dekat.
Nancy Pelosi, mantan Ketua DPR AS, mengatakan di halaman Facebook-nya pada hari Senin bahwa jika laporan tentang penolakan Trump terhadap singgah Lai benar, itu menunjukkan bahwa pemerintahan dapat diintimidasi oleh Tiongkok untuk bungkam terkait Taiwan.
"Selama beberapa dekade, anggota DPR dan Senat dari kedua partai telah menjunjung tinggi komitmen bipartisan untuk mendukung demokrasi Taiwan, sesuai dengan Undang-Undang Hubungan Taiwan," kata Pelosi.
"Hubungan kami dengan Taiwan adalah demi kepentingan keamanan global dan regional, demi kepentingan ekonomi kami dengan memungkinkan perdagangan melalui Selat Taiwan, dan demi kepentingan moral kami dengan mendukung demokrasi atas otokrasi," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, yang baru saja menyelesaikan putaran baru pembicaraan dagang dua hari dengan Tiongkok di Stockholm pada hari Selasa, mengatakan kepada CNBC bahwa rencana perjalanan presiden Taiwan tidak ada hubungannya dengan negosiasi Washington-Beijing.
"Kami sangat berhati-hati untuk memisahkan perdagangan dan keamanan nasional," klaim Bessent.
Selesai/ML