Guam, 5 Des. (CNA) Presiden Taiwan Lai Ching-te (賴清德) dan Perdana Menteri Tuvalu Feleti Teo menandatangani pernyataan bersama dengan janji untuk memperdalam hubungan bilateral dalam kunjungan Lai ke negara pulau Pasifik tersebut hari Rabu (4/12).
Lai dan Teo menandatangani Pernyataan Bersama tentang Penguatan Kemitraan Komprehensif, yang merupakan sorotan dari kunjungan Presiden ke Tuvalu, salah satu dari tiga sekutu diplomatik Taiwan di Pasifik Selatan, dan kemudian mengadakan pembicaraan bilateral.
Berbicara tentang pernyataan tersebut, Lai mengatakan itu "Membuka bab baru untuk kerja sama antara dua negara." Tahun ini menandai peringatan ke-45 hubungan diplomatik resmi Taiwan dan Tuvalu, yang mulai dijalin tahun 1979.
Lai berterima kasih kepada Tuvalu atas dukungannya yang berkepanjangan terhadap partisipasi internasional Taiwan, menambahkan bahwa ia berharap dapat lebih memperdalam hubungan antara kedua negara.
Sejauh ini, Taiwan telah memberikan dukungan finansial kepada Tuvalu untuk membangun gedung parlemen baru, kata Lai, mencatat bahwa proyek tersebut adalah bukti dukungan Taiwan untuk rakyat Tuvalu dan upaya bersama mereka untuk memperkuat demokrasi.
Konstruksi itu dijadwalkan akan dimulai pada Mei 2025 dan diperkirakan selesai dua tahun kemudian, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut.
Selain pernyataan bersama, kedua negara juga menandatangani surat minat (LoI) untuk meresmikan komitmen Taiwan dalam mendukung pembangunan kabel bawah laut yang terhubung ke Tuvalu.
Lai mengatakan Taiwan telah bekerja sama dengan Amerika Serikat, Australia, dan Jepang dalam proyek "Central Pacific Cable" (CPC) yang sudah direncanakan, yang akan meningkatkan kualitas internet dan telekomunikasi di Tuvalu.
Tuvalu, sebuah kepulauan dengan populasi sekitar 11.000 penduduk, sejauh ini mengandalkan konektivitas satelit.
Menurut Badan Perdagangan dan Pembangunan AS, tujuan dari proyek CPC adalah untuk membangun kabel bawah laut sepanjang 15.900 kilometer antara Guam dan Samoa Amerika, menyediakan konektivitas baru atau yang diperluas untuk sekitar 400.000 orang di 12 negara dan wilayah luar negeri Pulau Pasifik.
LoI itu ditandatangani Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung (林佳龍) dan Menteri Luar Negeri Tuvalu Paulson Panapa di hadapan Lai dan Teo.
Presiden tiba di Funafuti, ibu kota Tuvalu, pada Rabu pagi (waktu setempat) setelah tinggal 20 jam di Kepulauan Marshall, sebagai bagian dari tur Pasifik Selatan sepekannya.
Setelah menghabiskan kurang dari tujuh jam di Tuvalu, Lai kemudian menuju ke wilayah tak tergabung AS di Guam. Ia kemudian akan pergi ke Palau, destinasi terakhir dari perjalanan luar negeri perdananya sebagai presiden, pada Kamis sore.
Selesai/JA