Taipei, 25 Nov. (CNA) Beberapa tokoh politik dan aktivis, Minggu (24/11) memuji peran partai politik kecil dalam meningkatkan demokrasi Taiwan, mengatakan bahwa dua partai politik terbesar di negara itu tidak mampu sepenuhnya mewakili suara yang beragam dari masyarakat Taiwan.
Seruan ini dibuat pada konferensi pers di Taipei yang menandai peluncuran buku gambar politik berjudul "Who Can Represent Me" (誰能代表我), edisi khusus dari majalah nirlaba berbahasa Mandarin "peoplefish poetry & life".
Dalam acara tersebut, mantan juru bicara Kantor Kepresidenan Kolas Yotaka, anggota Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, mengatakan ia percaya masyarakat saat ini cemas tentang apakah kekuatan ketiga masih ada di Taiwan.
Ia merujuk pada Partai Rakyat Taiwan (TPP), partai politik terbesar ketiga di Taiwan, yang memainkan peran kunci di Yuan Legislatif (Parlemen Taiwan) karena kedua partai besar -- DPP dan Kuomintang (KMT) -- sama-sama tidak memenangkan mayoritas mutlak dalam pemilihan legislatif pada Januari.
Namun, pendiri dan Ketua TPP Ko Wen-je (柯文哲) telah ditahan sejak September atas dugaan menerima suap dari pengembang lahan yasan pada masa jabatannya sebagai Wali Kota Taipei dari 2018 hingga 2022.
Kolas mengatakan bahwa buku gambar politik baru dengan gaya satirnya itu bertujuan untuk mengeksplorasi isu-isu politik yang menjadi perhatian luas di Taiwan, serta kemungkinan partai-partai kecil lainnya memenangkan kursi di Parlemen. Ia bertanggung jawab atas perencanaan edisi khusus tersebut.
Peserta lainnya di acara peluncuran tersebut termasuk Ketua Partai Kekuatan Baru (NPP) Claire Wang (王婉諭), Ketua Partai Pembangunan Negara Taiwan (TSP) Wang Sing-huan (王興煥), dan perwakilan Sedai Society Jou Yi-cheng (周奕成).
Selain itu, juga ada pejabat dari Partai Hijau Taiwan (GPT), Partai Demokrat Sosial (SDP), dan Partai Kesetaraan Politik Obasan Taiwan.
Claire Wang mengatakan ia berharap dapat melihat lebih banyak representasi yang beragam oleh banyak partai di Parlemen, karena tidak ada satu partai pun yang dapat mewakili semua orang di Taiwan.
Ia mengatakan Parlemen membutuhkan partai-partai yang berbeda dengan nilai dan paham yang berbeda untuk bersuara bagi orang-orang yang berbeda dan memeriksa anggaran pemerintah dengan lebih efektif.
Jou, mantan anggota DPP yang meluncurkan Partai Masyarakat Ketiga yang telah dibubarkan pada 2007, mengatakan Taiwan membutuhkan "kekuatan sosial ketiga".
Kekuatan seperti itu harus ada bukan karena masyarakat membenci DPP atau KMT, tetapi karena mereka tidak suka mobilisasi politik negatif, katanya. "Taiwan harus memiliki kekuatan yang bersatu," yang dapat membantu mencapai konsensus tentang isu-isu politik di masyarakat, katanya.
Sebelum konferensi pers, ketika ditanya wartawan apakah ia masih menjadi anggota DPP dan apakah ia akan bersekutu dengan partai kecil lainnya, Kolas mengiyakan tetapi menekankan bahwa ia selalu percaya pada demokrasi, kemajuan, kebebasan, dan hak asasi manusia.
Kolas mengatakan ia berharap bisa merencanakan edisi khusus bersama dengan pejabat KMT sebagai bagian dari upaya untuk mencerminkan suara beragam Taiwan, tetapi KMT tidak berpartisipasi.
Selesai/ML