ANALISIS /Akademisi: Prabowo akan lebih tegas pertahankan kedaulatan

22/06/2024 21:23(Diperbaharui 30/06/2024 19:15)
Dosen UPH, Johanes Herlijanto menyatakan bahwa Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto pasti akan mengutamakan kedaulatan Indonesia, mencakup kedaulatan teritorial dan ekonomi, yang berarti ia tidak ingin Indonesia diatur negara lain. (Sumber Foto : CNA Jakarta, 22 Juni 2024)
Dosen UPH, Johanes Herlijanto menyatakan bahwa Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto pasti akan mengutamakan kedaulatan Indonesia, mencakup kedaulatan teritorial dan ekonomi, yang berarti ia tidak ingin Indonesia diatur negara lain. (Sumber Foto : CNA Jakarta, 22 Juni 2024)

Jakarta, 22 Juni (CNA) Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto akan mulai menjabat pada bulan Oktober, para akademisi Indonesia pada hari Jumat (21/6) menyatakan bahwa Prabowo akan terus mempertahankan hubungan ekonomi dengan Tiongkok, tetapi juga akan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara barat, dan ia akan lebih tegas dalam mempertahankan kedaulatan teritorial di sengketa Laut China Selatan dan perekonomian nasional.

Johanes Herlijanto, seorang dosen di Universitas Pelita Harapan (UPH) yang berspesialisasi dalam bidang politik dan media Indonesia, menyatakan bahwa ia yakin Prabowo akan terus menjaga hubungan ekonomi dan kerja sama dengan Tiongkok setelah ia menjabat.

Dalam sebuah seminar yang bertajuk "Ancaman China di Laut China Selatan: Antara Persepsi dan Realita" hari Jumat, Herlijanto mengatakan bahwa dari pidato-pidato Prabowo beberapa waktu lalu, kita bisa mengetahui bahwa "Dia akan tetap menjaga hubungan ekonomi dengan China."

Namun, dia juga menambahkan bahwa Prabowo tidak hanya akan membangun hubungan dengan Tiongkok saja. Herlijanto menjelaskan kepada CNA bahwa Prabowo bahkan mungkin akan memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain, termasuk negara-negara barat.

Surya Wiranto, seorang Laksamana Muda TNI Angkatan Laut dan dosen di Universitas Pertahanan (UNHAN), berpendapat bahwa setelah Prabowo menjabat, ia akan terus menjaga hubungan dekat dengan Tiongkok dalam hal ekonomi, tetapi akan lebih condong ke negara-negara barat dalam hal militer dan pertahanan.

Indonesia tidak termasuk negara yang mengklaim wilayah Laut China Selatan, tetapi "Sembilan Garis Putus-putus" yang diklaim oleh Tiongkok mencakup Zona Ekonomi Eksklusif Kepulauan Natuna Indonesia.

Selain itu, hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok telah semakin erat dalam beberapa tahun terakhir. Herlijanto menyatakan bahwa hal ini juga memengaruhi pandangan masyarakat Indonesia terhadap Tiongkok.

Dia mengatakan bahwa di masa lalu masyarakat Indonesia khawatir bahwa Tiongkok mungkin membantu gerakan komunis untuk kembali ke Indonesia, sehingga mereka bersikap negatif terhadap Tiongkok. 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan semakin dekatnya hubungan antara Indonesia dan Tiongkok dan meningkatnya investasi Tiongkok di Indonesia, persepsi masyarakat Indonesia terhadap Tiongkok telah berubah.

(Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi)

Selesai/ML

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.