Taipei, 1 Juli (CNA) Central News Agency (CNA) merayakan 100 tahun pendirian dan 28 tahun restrukturisasinya, mengadakan forum media internasional bertajuk "Tantangan di Dunia Jurnalisme Saat Ini dan Tanggapannya" di Hanlai Grand Hotel pada hari Senin (1/7), lebih dari seratus peserta dari berbagai media dan akademisi dalam dan luar negeri berkumpul untuk membahas kebebasan pers dan tantangannya.
Dalam pidato pembukaannya, Kepala CNA Lee Yung-te (李永得) mengatakan bahwa banyak pekerja media dari berbagai negara diundang untuk berbagi kecenderungan perkembangan media dan kebebasan pers, membahas manipulasi informasi hingga perang kognitif, dan tantangan di era influencer saat ini serta cara menghadapinya.
Dalam pidatonya, Wakil Menteri Kebudayaan Wang Shih-ssu (王時思) mengungkapkan harapannya agar CNA dapat membawa kebijaksanaan dan refleksi dari seratus tahun sejarahnya untuk menghadapi tantangan dan membuka babak baru dengan kekuatan dan ketahanan yang tangguh, "Dan yang paling penting adalah menjadi penjaga kebenaran, menjaga komitmen masyarakat terhadap kebenaran."
Direktur Jenderal Deutsche Welle (DW) Peter Limbourg, berhalangan hadir karena masalah kesehatan, dalam pidatonya yang dibacakan oleh Direktur Departemen Internasional DW Christoph Jumpelt menyatakan bahwa CNA, dengan pengaruh globalnya, memainkan peran sebagai penjaga gerbang yang waspada, mengungkap niat sebenarnya dari Tiongkok melalui pelaporan berbasis fakta.
"Kita harus mengembalikan pelaporan berbasis fakta oleh organisasi media independen dan menjaga kemampuan untuk menjangkau seluruh audiens di seluruh dunia dengan informasi yang dapat diandalkan," katanya, dan "Bersama, kita memiliki peluang yang jauh lebih tinggi untuk mengekang disinformasi dan propaganda."
Kepala Redaksi Lithuanian News Agency (ELTA) Vytautas Bruveris menyatakan bahwa dalam menghadapi berita palsu, media perlu memiliki narasi baru untuk melawan, "Pembuat berita palsu tidak hanya lebih agresif tetapi juga lebih aktif, dengan tujuan menyebabkan perpecahan demokrasi," katanya.
Direktur Regional Agence France-Presse (AFP) Asia-Pasifik, Michael Mainville mengatakan bahwa penyebaran informasi palsu merupakan ancaman besar bagi demokrasi.
Mainville mengatakan bahwa meskipun media tradisional ingin mempertahankan kredibilitas, hasilnya tidak memuaskan. Ia menjelaskan bahwa strategi AFP adalah dengan melaporkan langsung dari sumber lokal pertama.
Selain itu, Mainville menyatakan bahwa AFP juga menghadapi tantangan secara langsung, dengan lebih dari seratus jurnalis yang menangani pengecekan fakta.
Chen Jen-jey (陳正杰), Wakil Presiden CNA yang juga menjadi moderator, menanggapi bahwa berita palsu sangat marak, sehingga media tradisional bisa lebih banyak memanfaatkan alat-alat inovatif untuk menghasilkan berita yang lebih banyak dan lebih dapat diandalkan.
Direktur Departemen Asia DW Debarati Guha berpendapat bahwa peningkatan literasi media sangat penting, namun, ia menekankan bahwa media tidak boleh mencoba memberikan jawaban, "Sebagai pihak ketiga yang netral, media harus menyediakan berbagai sudut pandang."
Jurnalis independen Ukraina Maksym Eristavi menyatakan bahwa datang ke Taiwan terasa seperti pulang ke rumah, mengatakan, "Ini adalah tanah kebebasan, dan orang-orang di sini peduli dengan demokrasi."
Eristavi yang telah meneliti hubungan Rusia-Ukraina selama lebih dari sepuluh tahun mengatakan, "Ukraina adalah korban dari berbagai informasi palsu dari Rusia, yang sangat mahir dalam membuat propaganda politik yang kaya secara emosional."
Menghadapi berita palsu, Mainville menekankan bahwa semua pihak harus bekerja sama untuk berbagi keterampilan dan alat untuk melawan berita palsu, dan "Cara mengatasi bias adalah dengan mendapatkan lebih banyak informasi dari sumber pertama, mencari cara untuk berbicara dengan lebih banyak orang, dan kemudian menyajikannya kepada pembaca."
Guha setuju dengan menyatakan bahwa berbicara dengan lebih banyak orang berarti mengembalikan kekuasaan kepada rakyat, "Semakin banyak wawancara yang dilakukan, semakin dekat kita dengan kebenaran."
(Oleh Chao Ching-yu dan Jason Cahyadi)
Selesai/ML