Taipei, 8 Nov. (CNA) Indeks harga konsumen (CPI) Taiwan tumbuh 1,69 persen dari tahun sebelumnya pada Oktober, pertumbuhan tahunan terendah sejak April 2021, kata Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi, dan Statistik (DGBAS) pada Rabu (6/11).
Hal ini disinyalir karena taifun Krathon yang menyebabkan kerugian pada produk pertanian, mendorong harga sayuran dan buah-buahan naik, juga ada banyak taifun tahun lalu, yang mendorong naiknya basis perbandingan, kata spesialis DGBAS Tsao Chih-hung (曹志弘) kepada media.
Selain itu, libur panjang untuk Hari Nasional pada 2023 mendorong naiknya harga hiburan dan layanan, lebih lanjut meningkatkan basis tersebut, kata Tsao.
Di sisi lain, penurunan harga telur, bahan bakar, dan tiket pesawat sebagian besar mengimbangi kenaikan tersebut, membuat CPI tahun-ke-tahun naik 1,69 persen, kenaikan terendah sejak April 2021, menurut DGBAS.
Selain itu, indeks CPI yang dipantai grup kestabilan harga Yuan Eksekutif untuk barang kebutuhan pokok pada Oktober turun 0,62 persen dibandingkan tahun lalu, dengan penurunan yang lebih besar dibandingkan bulan September.
Ini mencerminkan bagaimana peningkatan pasokan telur melebihi permintaan, kata Tsao, menambahkan juga ada basis perbandingan yang lebih tinggi mengingat harga telur naik tahun lalu.
Tidak termasuk buah dan sayuran, pertumbuhan CPI tahun-ke-tahun adalah 1,51 persen. CPI inti, yang juga tidak termasuk energi, mencatat kenaikan tahun-ke-tahun sebesar 1,64 persen, kata DGBAS.
Namun, meskipun CPI inti telah berada di bawah tingkat peringatan 2 persen selama tujuh bulan berturut-turut, orang-orang kemungkinan masih merasakan dampak dari inflasi karena sewa naik 2,53 persen dan makan di luar naik 2,96 persen.
Menanggapi pertanyaan dari media tentang apakah hasil pemilihan AS bisa mendorong inflasi, Tsao mengatakan bahwa dampak dari kebijakan mungkin tidak langsung tampak dan bahwa harga bahan baku internasional masih akan lebih dipengaruhi pasokan dan permintaan.
Selesai/IF