Lulusan PKBM PPI Taiwan harus tularkan semangat belajar kepada sesama PMI

07/09/2025 15:35(Diperbaharui 07/09/2025 17:07)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Prosesi wisuda siswa siswi kejar Paket C PKBM PPI Taiwan di KDEI hari Minggu. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Prosesi wisuda siswa siswi kejar Paket C PKBM PPI Taiwan di KDEI hari Minggu. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 7 Sep. (CNA) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan menggelar wisuda bagi 24 siswa siswi Kejar Paket C di Taiwan, Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arif Sulistiyo berharap para wisudawan/wisudawati bisa menularkan semangat belajarnya kepada kawan-kawan Pekerja Migran Indonesia (PMI) lainnya.

Digelar di KDEI Taipei pada Minggu (7/9), Arif menyampaikan siswa siswi PKBM PPI Taiwan mayoritas datang ke Taiwan sebagai pekerja, terutama di sektor domestik.

Arif mengakui bahwa proses belajar mengajar memiliki tantangan tersendiri, “Ini tentu tidak mudah. Tetapi ini juga sekaligus bukti nyata pendidikan tidak mengenal usia dan selalu relevan,” ujarnya.

Kepala KDEI itu juga menambahkan, setiap ilmu yang didapatkan akan membuka lebih banyak pintu dimasa depan baik di Taiwan dan saat kembali ke tanah air. Ia juga mendorong agar para siswa siswi yang telah lulus paket C bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti universitas, di mana di Taiwan juga ada Universitas Terbuka.

“Pengalaman ini dapat menjadi modal yang berharga dalam menjalani dunia kerja,” kata Arif.

Kepala PKBM PPI Taiwan, Ananda Insan Firdausy (kanan) memberikan ijazah kepada salah seorang wisudawan di KDEI Taipei hari Minggu. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Kepala PKBM PPI Taiwan, Ananda Insan Firdausy (kanan) memberikan ijazah kepada salah seorang wisudawan di KDEI Taipei hari Minggu. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Sementara itu, Kepala PKBM PPI Taiwan, Ananda Insan Firdausy mengapresiasi seluruh wisudawan dan wisudawati yang berhasil menempuh tiga tahun pendidikan paket C-nya bersama dengan PKBM PPI Taiwan.

Menurut pria yang akrab disapa Nanda ini, pendidikan bagi PMI di Taiwan difasilitasi dengan baik lewat sejumlah ruang pembelajaran yang fleksibel seperti yang di antaranya digelar oleh PKBM PPI Taiwan atau Universitas Terbuka bagi yang hendak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi selepas lulus di paket C. Komitmen belajar di tengah kesibukan kerja tentu menjadi kendala yang ternyata sudah bisa mereka lalui, tambahnya.

Pria lulusan program doktoral di National Yang Ming Chiao Tung University ini juga menyebut minat belajar dari kalangan pekerja untuk menuntut ilmu di perantauan tergolong sangat besar.

Ia pun berpesan, agar seluruh wisudawan dan wisudawati terus memiliki semangat belajar. “Tetap berilmu padi,” kata Nanda menambahkan.

Sementara itu, Ria Nur Hisaroh, salah satu siswi yang diwisuda mengaku sangat senang bisa mengikuti program PKBM PPI Taiwan dan lulus dengan nilai memuaskan.

Ria, seorang pekerja migran Indonesia asal Banyumas yang telah sepuluh tahun bekerja di Taiwan sebagai pengasuh lansia, menjadi salah satu siswa berprestasi dengan nilai rata-rata 93 dari 100.

“Karena saya rasa pendidikan jadi salah satu hal yang penting, sehingga pulang tidak hanya bawa rezeki tetapi juga bawa ijazah,” kata Ria yang kini bekerja di Tainan.

Ia pun menyebut kalau pencapaian ini bukanlah akhir melainkan awal bagi cita-citanya ke depan kelak. “Mungkin aku berharap bisa melanjutkan ke universitas,” kata Ria.

Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tutor dan pengurus PKBM PPI Taiwan baik yang masih di Taiwan maupun yang sudah pulang ke Indonesia. Selain itu jajaran dari KDEI juga turut ambil bagian dalam proses wisuda tersebut. Dari luar Taiwan bergabung secara daring Ketua Yayasan Pendidikan PPI Taiwan, Adi Kusmayadi dan Ketua Pembina Yayasan Pendidikan PPI Taiwan, Rahmandhika Firdauzha Hary Hernandha.

“Kami akan memfasilitasi lebih baik lagi apa yang menjadi kebutuhan PKBM PPI Taiwan,” demikian disampaikan Kepala KDEI Taipei, Arif Sulistiyo.

(Oleh Muhammad Irfan)

Selesai/ja

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.