Taipei, 4 Sep. (CNA) Dua mantan peneliti Academia Sinica didakwa karena menipu lembaga tersebut lebih dari NT$34,8 juta (Rp 18,7 miliar) dengan menggunakan dokumen dan pembelian palsu, kata jaksa Shilin pada hari Kamis.
Para jaksa menuntut para peneliti tersebut dengan tuduhan penipuan dan 12 orang lainnya dengan pemalsuan penawaran harga dan kwitansi, serta meminta agar keuntungan ilegal mereka disita, kata Kantor Kejaksaan Distrik Shilin dalam sebuah pernyataan.
Dari tahun 2019-2020, salah satu peneliti yang bermarga Chang (張), membeli peralatan untuk perusahaan teknologi miliknya dari 11 produsen, namun pembelian tersebut dicatat seolah-olah milik laboratorium Academia Sinica miliknya, kata jaksa.
Ia kemudian menginstruksikan rekan peneliti dan pemegang saham perusahaan, bermarga Chi (紀), untuk mengajukan klaim penggantian biaya ke Academia Sinica, sehingga menipu institusi tersebut lebih dari NT$18,83 juta, demikian pernyataan tersebut.
Jaksa mencatat bahwa pada tahun 2019, perusahaan Chang memenangkan enam tender pengadaan Academia Sinica senilai lebih dari NT$15,89 juta, namun institusi tersebut tidak pernah menyimpan barang-barang yang telah dibayarkan karena Chi, yang mengawasi pembelian laboratorium, mengirimkan kembali barang-barang tersebut ke perusahaan Chang setelah pengiriman dan inspeksi.
Selain itu, dari tahun 2019-2021, Chang diduga menggunakan Academia Sinica untuk membuang limbah sel baterai perusahaannya dengan menyamarkannya sebagai limbah laboratorium, sehingga menimbulkan kerugian bagi institusi tersebut lebih dari NT$70.000, kata jaksa.
Jaksa mendesak hukuman berat bagi Chang dan Chi, dengan alasan besarnya skala penipuan keuangan, menurut pernyataan tersebut.
Selesai/