Taipei, 4 Agu. (CNA) Kisunla, obat Alzheimer yang baru disetujui di Taiwan, tidak akan ditanggung oleh sistem Asuransi Kesehatan Nasional (NHI), sementara cakupan untuk Leqembi, pengobatan Alzheimer lain yang disetujui tahun ini, masih dalam peninjauan, kata seorang pejabat kesehatan yang mengawasi sistem NHI pada hari Kamis (31/7).
Kisunla telah ditinjau oleh panel ahli, yang menyimpulkan bahwa meskipun obat tersebut telah menyelesaikan uji klinis Fase 3, periode tindak lanjut untuk pengguna terlalu singkat dan manfaat jangka panjangnya masih belum jelas, kata Direktur Jenderal Asuransi Kesehatan Nasional (NHIA) Shih Chung-liang (石崇良) dalam sebuah sesi legislatif.
Mengingat tingginya biaya obat tersebut dan referensi dari lembaga teknologi kesehatan di Inggris, Australia, dan Kanada -- yang semuanya tidak merekomendasikan obat ini untuk ditanggung oleh asuransi kesehatan publik -- panel memutuskan untuk tidak merekomendasikan obat ini untuk dimasukkan dalam sistem NHI, kata Shih.
Adapun Leqembi, Shih mengatakan pengajuan untuk cakupan NHI telah diajukan pada bulan Juli dan saat ini sedang dalam peninjauan.
Obat tersebut akan menjalani Penilaian Teknologi Kesehatan (HTA) selama 45 hari sebelum ditinjau oleh panel ahli, dengan keputusan yang diharapkan keluar awal tahun depan, tambahnya.
Leqembi dikembangkan bersama oleh Eisai di Jepang, Biogen di Amerika Serikat, dan BioArctic di Swedia, dan disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Juli 2023, sementara Kisunla, yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Eli Lilly, mendapat persetujuan pada Juli 2024.
Kedua obat tersebut telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Taiwan (TFDA) pada awal 2025, namun belum ditanggung oleh sistem NHI, sehingga pasien harus membayar sendiri untuk pengobatan yang biayanya lebih dari NT$1 juta (Rp 550 juta) per tahun.
Diperkirakan 350.000 orang di Taiwan mengalami beberapa bentuk demensia, 60-70 persen di antaranya menderita penyakit Alzheimer, menurut Yan Sui-hing (甄瑞興), direktur pusat demensia Rumah Sakit Memorial Far Eastern (FEMH).
Yan mengatakan sekitar setengah dari penderita Alzheimer mungkin memenuhi syarat untuk dua pengobatan baru ini, yang menargetkan pasien pada tahap awal penyakit, dengan total kurang dari 100.000 orang.
Berbeda dengan obat-obatan sebelumnya, Kisunla dan Leqembi adalah pengobatan baru pertama untuk penyakit Alzheimer yang menargetkan penyebab utama, bukan hanya gejalanya, menurut FEMH, yang memberikan dosis pertama Kisunla di Taiwan pada 23 Juni.
Dalam hal hasil yang diharapkan, penghilangan plak amiloid secara lengkap -- yang diyakini banyak peneliti sebagai penyebab utama penyakit Alzheimer karena akumulasinya yang abnormal di otak -- terlihat pada hampir 70 persen pasien dalam waktu satu tahun setelah menerima kedua obat tersebut, menurut Rumah Sakit Kota Baru Taipei Tucheng, salah satu rumah sakit pertama di Taiwan yang menawarkan Leqembi.
Leqembi berpotensi memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer sebesar 27 persen hingga 51 persen, sementara pasien yang menerima Kisunla dapat mengalami penurunan perkembangan penyakit sebesar 29 persen hingga 36 persen, tambah Rumah Sakit Tucheng.
Selesai/ML