Taipei, 21 Juni (CNA) Wanita yang diduga terinfeksi enterovirus sebaiknya tidak menyusui bayi di bawah usia 3 bulan untuk mencegah penyebaran virus tersebut, kata Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dalam sebuah pernyataan pada Jumat (20/6).
Mengutip kesimpulan yang dicapai dalam dua pertemuan ahli yang diadakan pada hari Rabu dan Kamis, CDC memberikan rekomendasi ini bagi ibu yang menunjukkan gejala terkait enterovirus -- seperti demam, masalah pernapasan, atau diare.
Menyusui dapat dilanjutkan kembali setelah sang ibu sembuh, kata lembaga tersebut.
Pedoman CDC saat ini tidak memperingatkan tentang penularan virus melalui ASI dari ibu yang terinfeksi, namun CDC mengatakan pihaknya berencana memperbarui pedoman perawatan untuk bayi baru lahir -- berusia di bawah 1 bulan -- untuk melindungi mereka dari infeksi enterovirus dengan lebih baik.
Saat ini, pedoman CDC hanya menyarankan agar ibu yang mungkin terinfeksi enterovirus menghindari kontak langsung dengan bayi mereka dan merekomendasikan agar ASI diberikan kepada bayi melalui botol oleh anggota keluarga yang sehat.
Hingga Jumat, Taiwan telah melaporkan tujuh kasus enterovirus berat pada 2025, termasuk lima kematian. Di antaranya terdapat lima kasus dan empat kematian yang melibatkan bayi baru lahir, kata CDC.
Semua kasus berat yang melibatkan bayi baru lahir disebabkan Echovirus 11 (E-11), menandai diagnosis pertama seperti ini di Taiwan sejak 2018.
Namun, CDC mencatat bahwa urutan genetik kasus E-11 tahun ini berbeda dari yang ditemukan pada tahun 2018.
Strain saat ini secara genetik mirip dengan yang ditemukan di Eropa pada 2022-2023 dan di Jepang pada 2024, yang menunjukkan bahwa wabah yang sedang berlangsung mungkin berasal dari wilayah tersebut.
Infeksi yang disebabkan oleh E-11 cenderung berkembang dengan cepat, awalnya menyerang hati, jantung, dan ginjal sebelum mencapai otak.
Hal ini dapat menyebabkan syok septik dalam satu hari, kata Yang San-nan (楊生湳), presiden Perhimpunan Neonatologi Taiwan, Rabu.
Selesai/JC