Taipei, 2 Mei (CNA) Mahkamah Agung hari Kamis (1/5) menolak banding Mao Chun-shen (毛畯珅) dan menguatkan hukuman penjara 28 tahun 8 bulan yang sebelumnya dijatuhkan Pengadilan Tinggi Taiwan awal tahun ini atas berbagai pelanggaran yang melibatkan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Itu berarti putusan tersebut bersifat final.
Dalam kasus yang sangat memalukan, Mao dinyatakan bersalah atas sembilan dakwaan pelecehan seksual dengan penetrasi, 203 dakwaan pelecehan tidak senonoh, dan 14 dakwaan merekam gambar cabul, semuanya terhadap anak di bawah umur, dari tahun 2021 hingga 2023 oleh Pengadilan Tinggi Taiwan pada Januari 2025.
Akumulasi hukuman untuk semua dakwaan pidana tersebut berjumlah 1.291 tahun, namun Pengadilan Tinggi memutuskan bahwa Mao harus menjalani hukuman penjara selama 28 tahun 8 bulan.
Pengadilan Tinggi menemukan bahwa Mao telah merusak kesehatan fisik dan mental para korban secara parah, serta menyebabkan trauma besar bagi keluarga mereka, pelanggaran yang menurut pengadilan layak mendapat hukuman berat.
Sebagian besar pelanggaran terjadi saat Mao bekerja sebagai guru prasekolah di Taipei Piramide School (台北市私立培諾米達幼兒園), yang dimiliki oleh ibunya.
Ia ditangkap pada Juli 2023 atas dugaan melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak di prasekolah tersebut dan didakwa pada bulan Agustus tahun yang sama.
Pengaduan pertama terhadapnya diajukan pada Juni 2022.
Kantor Kejaksaan Distrik Taipei mendakwanya dalam kasus terpisah pada Oktober 2024, menuduhnya melakukan pelecehan seksual terhadap 39 anak dan merekam konten seksual eksplisit yang melibatkan anak di bawah umur di ruang publik sebanyak 306 kali sejak 2021.
Kasus kedua ini terungkap saat jaksa dan polisi sedang menyelidiki Mao dalam kasus pertama, dan saat ini masih dalam penyidikan.
Selesai/IF