Taipei, 29 Apr. (CNA) LSM Formosa Republican Association (FRA) mengadakan serangkaian latihan pertahanan sipil skala besar di Kabupaten Nantou selama akhir pekan, dengan sekitar 100 peserta yang berlatih keterampilan penting, untuk membangun ketahanan akar rumput terhadap perang dan bencana alam.
Lebih dari sepuluh kelompok pertahanan sipil dari seluruh Taiwan bergabung dalam latihan dua hari di Pusat Pelatihan Direktorat Jenderal Pemadam Kebakaran Nasional (NFA) di Nantou.
Pada Sabtu (26/4), peserta dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan spesialisasi mereka, untuk menangani skenario yang mengharuskan mereka memberikan perawatan kepada personel yang terluka dalam pertempuran, memindahkan warga sipil yang terluka ke tempat yang aman, hingga menangani pengganggu.
Di bawah kendali pusat komando, kelompok-kelompok tersebut mengoordinasikan tindakan mereka sebagai respons terhadap situasi, namun mereka awalnya tampak kebingungan.
Setelah istirahat, peserta meninjau latihan yang telah mereka lakukan, dan mereka membahas bagaimana membuat perbaikan. Mereka kemudian lebih tenang dan mantap dalam menangani tugas seperti mengangkut dan melindungi yang terluka dalam latihan selanjutnya.
Hari kedua pada Minggu dimulai dengan latihan untuk mengangkut tentara yang terluka dari medan perang ke stasiun medis di belakang garis depan.
Dalam skenario lain, peserta mencari dan menyelamatkan orang-orang yang setengah sadar atau terluka yang terjebak dalam reruntuhan bangunan pasca serangan rudal, dan membawa yang terluka ke tempat penampungan atau stasiun medis darurat.
Peserta juga menguji kemampuan mereka untuk mengelola stasiun medis yang penuh dengan orang-orang yang terluka.
Wakil Menteri Dalam Negeri Maa Shyh-yuan (馬士元), direktur jenderal NFA Hsiao Huan-chang (蕭煥章), anggota Komite Ketahanan Pertahanan Rakyat Semesta Kantor Kepresidenan, dan beberapa purnawirawan jenderal mengamati latihan.
Dalam sambutannya, Maa mengatakan bahwa semua peserta adalah anggota kelompok pertahanan sipil sektor swasta, yang merupakan indikasi dari tekad rakyat untuk menentang ancaman eksternal terhadap militer, kebebasan, dan demokrasi Taiwan.
Maa mengungkapkan harapannya untuk melihat peningkatan partisipasi publik dalam kegiatan semacam itu, yang menurutnya akan membantu membangun ketahanan yang lebih besar dalam masyarakat.
Ketua FRA Jason Chen (陳彥升), juga berbicara di acara tersebut, mengatakan bahwa ancaman yang ditimbulkan Tiongkok semakin meningkat, dan arga sipil harus bertindak sebagai cadangan untuk angkatan bersenjata dalam hal perang dan bencana alam, sehingga negara dapat lebih baik mengarahkan kekuatannya.
Pada Minggu, Lucy Liu (劉玉皙), anggota Komite Ketahanan Pertahanan Rakyat Semesta, memberikan penjelasan kepada staf dari kantor perwakilan Jepang, Kanada, dan Belanda di Taiwan, yang sedang mengamati latihan tersebut.
Liu mengatakan ada sekitar 20 kelompok pertahanan sipil di sekitar Taiwan -- tidak termasuk Kuma Academy dan Forward Alliance -- yang menawarkan pelatihan dalam kebugaran, pertempuran, manajemen tempat penampungan, pertolongan pertama, dan operasi pesawat nirawak.
Yu Tsung-chi (余宗基), seorang purnawirawan mayor jenderal Angkatan Darat dan konsultan khusus untuk FRA, mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata Taiwan sedang berlatih untuk segera mengambil posisi pertahanan dalam skenario latihan militer Tiongkok beralih menjadi serangan mendadak.
Dalam keadaan itu, latihan pertahanan sipil bersama juga akan memperpendek waktu respons sipil dan merampingkan tindakan yang diperlukan, kata Yu.
Selesai/IF