Taipei, 21 Feb. (CNA) Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei mengatakan, pada Kamis malam (20/2) mereka melakukan peninjauan langsung ke lokasi kecelakaan kerja yang menewaskan seorang anak buah kapal (ABK) di Pelabuhan Wushi, Kelurahan Toucheng, Kabupaten Yilan.
Hal tersebut dilakukan saat otoritas Taiwan tengah melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab kejadian tersebut, menurut rilis pers KDEI Taipei.
Kepala KDEI Taipei, Arif Sulistiyo, bersama Kepala Bidang Tenaga Kerja (Kabidnaker) Husen Mauludin dan Analis Bidnaker Kadir, hadir di lokasi untuk melihat langsung serta diskusi dengan para ABK yang berada di pelabuhan tersebut.
Menurut informasi dari KDEI Taipei, jenazah ABK tersebut telah ditangani kantor tersebut dalam proses pemulangan ke Indonesia.
Dalam pertemuan Kamis, perwakilan KDEI Taipei mengadakan doa bersama untuk mendiang bersama para ABK, serta memberi pesan bagi seluruh pekerja untuk lebih memperhatikan keselamatan diri saat bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi.
Kegiatan doa bersama yang digagas Organisasi Peduli Indonesia (Opindo), sebuah komunitas ABK Nelayan di Yilan, ini berlangsung di Musala Husna Amal, Pelabuhan Wushi, untuk memohon pelindungan kepada Tuhan selama bekerja di Taiwan hingga kembali ke tanah air, menurut pernyataan tersebut.
Ketua Opindo sempat menyampaikan bahwa sejak awal tahun 2025, sudah empat orang ABK yang mengalami musibah hingga meninggal dunia di Kabupaten Yilan.
Sebelum kegiatan doa bersama, KDEI Taipei beserta timnya berdiskusi dengan para ABK serta meninjau pelabuhan tempat terjadinya kecelakaan. Dalam diskusi tersebut, menurut informasi rilis pers, para ABK mengungkapkan keluhan terkait fasilitas air panas dan toilet yang tidak tersedia di pelabuhan.
Salah satu ABK menyampaikan bahwa secara umum hak-hak mereka telah terpenuhi, tidak ada pemutusan kontrak sepihak, dan pemberi kerja memperlakukan mereka dengan baik. Namun, mereka berharap adanya fasilitas toilet dan air panas terutama di musim dingin, menurut rilis pers.
Menanggapi hal ini, Arif menjelaskan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan ke otoritas Taiwan terkait fasilitas dasar bagi PMI secara umum.
Untuk permintaan spesifik di Pelabuhan Wushi, ujarnya, KDEI Taipei akan menyusulkan koordinasi lebih lanjut dengan otoritas terkait di Taiwan.
Selain diskusi, Arif juga menyampaikan beberapa pesan bagi para ABK, antara lain memastikan gaji yang diterima sudah sesuai dengan kenaikan terbaru NT$ 28.590 (Rp14,233 juta).
Informasi rilis pers tersebut juga memaparkan bahwa Arif mengimbau pekerja migran Indonesia (PMI) untuk selalu memperhatikan keselamatan kerja, termasuk dalam penggunaan sepeda listrik yang kerap menyebabkan kecelakaan.
Arif menambahkan juga agar PMI diharapkan tidak terlibat dalam permasalahan hukum, dan dapat menjaga nama baik Indonesia, serta menghindari narkoba.
Ia juga mengimbau PMI untuk dapat menjaga kerukunan dan menghindari konsumsi minuman keras.
Seperti yang pernah diungkapkan Arif dalam kunjungannya ke penjara wanita di Taoyuan, ia pun juga mengingatkan para ABK di Yilan untuk tidak menjual atau memperjualbelikan kartu ATM dan buku tabungan, karena dapat menyebabkan masalah hukum.
Di akhir sambutannya, Arif berpesan agar PMI tidak kabur saat menghadapi masalah.
“Bila menghadapi permasalahan, PMI diimbau melapor ke ketua organisasi atau melalui saluran pengaduan resmi 1955, serta bisa menghubungi hotline KDEI Taipei. Jangan lupa untuk tetap beribadah tidak melupakan kewajiban salat,” ujarnya di akhir sambutan.
Selesai/JC