Taipei, Feb. 14 (CNA) Kepolisian Taiwan mengonfirmasi pada Kamis (13/2) bahwa warga Taiwan termasuk di antara ratusan orang yang diduga dipaksa bekerja di pusat penipuan telekomunikasi di Myanmar dan telah dibebaskan oleh kelompok pemberontak serta dibawa ke Thailand pada Rabu.
Dalam sebuah pernyataan pers, Biro Investigasi Kriminal (CIB) Direktorat Jenderal Kepolisian Nasional Taiwan mengatakan bahwa pihak kepolisian Thailand telah memberi tahu petugas penghubung mereka di Thailand mengenai keberadaan warga Taiwan di antara mereka yang dibebaskan.
Menurut CIB, pihak berwenang Thailand saat ini masih mengidentifikasi kewarganegaraan orang-orang yang dibebaskan.
Setelah penyidikan untuk menentukan apakah mereka adalah korban perdagangan manusia lintas negara, para korban akan dipulangkan ke negara masing-masing, ujar CIB, tanpa merinci lebih lanjut.
CIB tidak menyebutkan berapa banyak warga Taiwan yang termasuk dalam kelompok tersebut.
Menurut sebuah laporan berbahasa Inggris dari NHK, lembaga penyiaran publik Jepang, sebanyak 260 warga asing yang dibebaskan pada Rabu berasal dari 20 negara, termasuk tujuh warga Taiwan.
Sementara itu, kantor berita Kyodo yang berbasis di Tokyo melaporkan bahwa para korban diserahkan kepada otoritas di wilayah barat laut Thailand pada Rabu sore oleh sebuah kelompok pemberontak Myanmar.
Pembebasan ini dilakukan seminggu setelah Thailand memutus pasokan listrik dan bahan bakar di lima lokasi di dekat perbatasan Thailand-Myanmar sebagai langkah penindakan terhadap operasi penipuan berbasis telekomunikasi dan perdagangan manusia, menurut laporan tersebut.
Harian The Nation yang berbasis di Bangkok melaporkan bahwa para korban diselamatkan dari KK Park, pusat operasi penipuan di Myawaddy, Myanmar, yang terletak di perbatasan dengan Thailand.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Taiwan terus memperingatkan warganya yang berkunjung ke Asia Tenggara untuk waspada terhadap laporan yang sering muncul mengenai orang-orang yang dipaksa bekerja dalam jaringan penipuan berbasis telekomunikasi.
Menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA), hingga 10 Januari, pemerintah telah membantu memulangkan 1.533 warga Taiwan. Sebagian besar dari mereka awalnya dijanjikan pekerjaan bergaji tinggi di Asia Tenggara, namun kemudian dipaksa bekerja untuk jaringan penipuan.
MOFA memperkirakan saat ini masih ada sekitar 500 warga Taiwan yang terlibat dalam pekerjaan serupa di Asia Tenggara.
(By Liu Chien-pang, Joseph Yeh, dan Jennifer Aurelia)
Selesai/JC