Taipei, 15 Feb. (CNA) Taiwan menduduki peringkat ke-25 dalam Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2024, menetapkan peringkat tertingginya dalam 25 tahun, menurut Agency Against Corrpution (ACC).
Menurut laporan CPI 2024, yang diterbitkan pada Selasa (11/2) oleh Transparency International, Taiwan mendapatkan skor 67 poin, yang sama dengan 2023 sementara naik tiga peringkat dari 28 di antara 180 negara dan wilayah yang dievaluasi indeks tersebut.
Dalam siaran persnya, ACC mengatakan bahwa Taiwan berada di peringkat ketujuh di antara 31 negara dan wilayah di kawasan Asia-Pasifik, dibawah Singapura (dengan skor 85), Selandia Baru (83), Australia (77), Hong Kong (74), Bhutan (72) dan Jepang (71).
Skor Taiwan melampaui 86 persen dari semua negara dan wilayah yang dievaluasi, tambah ACC.
Pada 2024, negara dengan peringkat tertinggi adalah Denmark dengan skor 90, diikuti Finlandia dengan 88, Singapura 84, dan Selandia Baru 83, menurut data dari laporan tersebut.
Luxembourg, Norwegia, dan Swiss berada di peringkat kelima dengan skor 81.
Rata-rata skor global untuk tahun 2024 adalah 43.
Transparency International Chinese Taipei (TICT) menunjukkan bahwa meskipun skor Taiwan tetap sama seperti 2023, kenaikan peringkatnya disebabkan oleh penurunan skor Austria, Prancis, dan Amerika Serikat.
TICT mencatat bahwa skor Taiwan sebenarnya turun dari 68 pada 2022, menunjukkan bahwa perjuangan untuk integritas pemerintah tidak bisa berhenti begitu saja.
TICT juga mencatat bahwa Taiwan diklasifikasikan sebagai "demokrasi lengkap" serta memiliki "ruang sipil yang terbuka", di mana warga dapat dengan bebas menyampaikan pendapat mereka dan wartawan dapat melaporkan tanpa ancaman.
Namun, skor rata-rata untuk demokrasi lengkap adalah 73, sementara negara dengan ruang sipil terbuka memiliki skor rata-rata 70, keduanya tidak dicapai Taiwan, menimbulkan sinyal peringatan baginya, kata TICT.
CPI disusun dari kombinasi setidaknya tiga sumber data dari 13 survei dan penilaian korupsi yang berbeda, yang telah dikumpulkan berbagai lembaga terkemuka termasuk Bank Dunia dan Forum Ekonomi Dunia, menurut Transparency International.
Transparency International didirikan pada 1993 dan bekerja secara global untuk "Menghentikan korupsi dan mempromosikan transparansi, akuntabilitas dan integritas di semua tingkatan dan di semua sektor masyarakat," menurut situs web resminya.
Selesai/IF/JC