Taipei, 30 Apr. (CNA) Kementerian Luar Negeri (MOFA) Taiwan telah memprotes langkah Somalia yang tidak lagi menerima pengunjung atau penumpang transit dengan paspor Taiwan mulai hari Rabu (30/4).
Mengutip resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1971 yang pada dasarnya mengusir Republik Tiongkok (nama resmi Taiwan) dari badan internasional, Otoritas Penerbangan Sipil Somalia (SCAA) mengumumkan pada 22 April bahwa mereka tidak akan lagi menerima paspor yang dikeluarkan otoritas Taiwan mulai 30 April, menurut MOFA.
Pemerintah Somalia mengatakan bahwa mereka membuat keputusan ini untuk menghormati "Prinsip satu-Tiongkok" yang ditegakkan Beijing yang melihat Taiwan sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok (PRC).
SCAA mengatakan telah memberi tahu semua operator maskapai untuk tidak menerima paspor yang dikeluarkan otoritas Taiwan dan dokumen perjalanan lainnya, baik untuk kedatangan di atau transit melalui Somalia.
MOFA merespons dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam bahwa mereka sedang mengajukan protes keras kepada Somalia karena membatasi kebebasan dan keamanan perjalanan warga negara Taiwan dan bahwa mereka percaya PRC berada di balik keputusan terbaru pemerintah Somalia.
MOFA juga mengutuk negara Afrika tersebut karena salah menafsirkan Resolusi 2758 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menciptakan ilusi bahwa Taiwan adalah bagian dari PRC, menurut pernyataannya.
Resolusi 2758 diadopsi Majelis Umum ke-26 PBB pada tahun 1971 untuk membahas masalah representasi Tiongkok di badan internasional.
Ini mengakibatkan ROC kehilangan kursinya di PBB digantikan PRC. Sejak itu, Taiwan telah dikeluarkan dari partisipasi dalam organisasi internasional dan afiliasinya, karena tidak diakui PBB dan sebagian besar negara anggotanya sebagai negara.
MOFA tidak mengatakan dalam pernyataannya apakah mereka percaya keputusan terbaru ini ada hubungannya dengan hubungan Taiwan yang semakin hangat dengan Somaliland.
Somaliland mendeklarasikan kemerdekaan dari Somalia pada tahun 1991 dan telah berfungsi sebagai negara berdaulat sejak itu, tetapi tidak secara resmi diakui negara lain.
Hubungan antara Taiwan dan Somaliland semakin dekat sejak kedua belah pihak mendirikan kantor perwakilan di ibu kota masing-masing pada tahun 2020.
Belum jelas apakah langkah Somalia ini akan berdampak pada diplomat Taiwan yang bertugas di Somaliland.
Sementara itu, dalam pernyataannya pada hari Selasa, yang menurut MOFA dikeluarkan seminggu setelah pengumuman Somalia karena membutuhkan waktu untuk mendapatkan klarifikasi karena kurangnya komunikasi bilateral, MOFA meminta warga Taiwan untuk menghindari perjalanan ke Somalia dan Somaliland untuk sementara waktu.
MOFA mengatakan setiap perjalanan ke wilayah tersebut harus menunggu hingga Taiwan dan Somaliland menyelesaikan masalah ini bersama, mengingat fakta bahwa Somalia mengendalikan ruang udara di atas Somaliland.
Taiwan dan Somaliland meminta Somalia untuk segera mencabut keputusan tentang tidak menerima paspor Taiwan dan akan meminta organisasi internasional dan negara-negara berpikiran serupa untuk mendorong pencabutan tersebut, kata MOFA.
Pengumuman Somalia diperkirakan tidak akan berdampak besar pada perjalanan keluar dari Taiwan. Data pemerintah Taiwan menunjukkan bahwa warga Taiwan hanya melakukan 16 kunjungan ke Somalia dari 2016 hingga Februari 2025.
Selesai/ML