Washington, 20 Mar. (CNA) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio mengatakan pada Rabu (20/3) bahwa Presiden Donald Trump menentang perubahan status quo Taiwan secara paksa atau pemerasan dan akan mempertahankan kebijakan tersebut.
Berbicara dengan pembawa acara TV konservatif Hugh Hewitt, Rubio mengatakan kebijakan AS adalah untuk mempertahankan status quo Taiwan dan menentang perubahan situasi secara paksa atau pemerasan.
"Itulah kebijakan Amerika Serikat; itu tetap menjadi kebijakan Amerika Serikat," kata Rubio. "Itu telah menjadi kebijakan Presiden Trump, dan itu akan terus menjadi kebijakannya. Dan ketika ia membuat keputusan kebijakan, ia bersungguh-sungguh."
Komentar Rubio mengikuti pernyataan pada Selasa oleh juru bicara Departemen Luar Negeri, yang menggambarkan latihan terbaru Tiongkok dekat Taiwan sehari sebelumnya sebagai "Ancaman yang nekat dan tidak bertanggung jawab" dan mengulangi dukungan Washington yang telah berlangsung selama puluhan tahun untuk Taipei.
Pada Senin, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok mengerahkan lebih dari 24 pesawat militer melintasi garis median Selat Taiwan dan mengirim puluhan lainnya ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan, berkoordinasi dengan kapal-kapal angkatan laut Tiongkok, dari pukul 06.00 hingga sekitar 21.00, menurut data militer Taiwan.
Baca juga: Tiongkok kerahkan 59 pesawat tempur dan 9 kapal di dekat Taiwan
Dalam wawancara Rubio pada Selasa, ia ditanya tentang pentingnya pertemuan Trump awal bulan ini dengan C.C. Wei (魏哲家), ketua Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC), yang digambarkan presiden sebagai "Kesepakatan besar."
Ketika ditanya apakah pernyataan Trump tersebut menunjukkan tekad AS untuk mendukung Taiwan, Rubio menegaskan bahwa kebijakan Washington terhadap Taiwan tetap tidak berubah.
Pada 3 Maret lalu, saat kunjungan Wei ke Gedung Putih, Trump mengumumkan bahwa TSMC akan berinvestasi tambahan sebesar US$100 miliar di AS. Menurut Wei, investasi ini mencakup pendirian tiga pabrik wafer canggih, dua fasilitas perakitan IC, dan satu pusat penelitian dan pengembangan di Arizona, yang akan meningkatkan total investasi TSMC di negara bagian tersebut menjadi US$165 miliar.
Dalam wawancara itu, Rubio juga ditanya apakah AS dapat mencegah Presiden Tiongkok Xi Jinping (習近平) menyerang Taiwan.
Menanggapi hal itu, Rubio mengatakan bahwa Washington dapat menunda dan mencegah serangan dengan membuat harga invasi Taiwan jauh lebih tinggi dibandingkan manfaat yang diyakini Xi akan diperoleh.
Namun, ia juga menekankan bahwa Xi melihat aneksasi Taiwan sebagai pencapaian utama dalam masa kepemimpinannya.
"Jadi itu adalah situasi yang sangat rumit," kata Rubio. "Kebijakan kami tetap sama. Kami tidak percaya bahwa harus ada perubahan status berdasarkan kekerasan dan/atau pemerasan."
Selesai/ML