Presiden Lai adakan rapat keamanan nasional terkait insiden Korea Selatan

05/12/2024 17:47(Diperbaharui 05/12/2024 17:47)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Presiden Lai Ching-te memberikan pidato dalam acara makan siang yang dihadiri oleh ekspatriat Taiwan di Guam. (Sumber Foto : CNA, 5 Desember 2024)
Presiden Lai Ching-te memberikan pidato dalam acara makan siang yang dihadiri oleh ekspatriat Taiwan di Guam. (Sumber Foto : CNA, 5 Desember 2024)

Guam, 5 Des. (CNA) Presiden Lai Ching-te (賴清德), yang saat ini berada di Guam dalam perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri sejak pelantikannya awal tahun ini, mengadakan pertemuan keamanan nasional melalui konferensi video pada Rabu malam (4/12) sehari setelah krisis politik terjadi di Korea Selatan.

Setelah menerima laporan tentang situasi di Korea Selatan, Lai mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa tim keamanan nasional Taiwan harus terus menjaga kontak erat dengan mitra-mitra demokrasi lainnya untuk memantau perkembangan terkait upaya Korea Selatan memberlakukan darurat militer.

Presiden Lai memerintahkan timnya untuk menilai "Potensi risiko dan dampak" dari situasi kacau di Korea Selatan terhadap keamanan, geopolitik, dan ekonomi kawasan, serta bersiap untuk menanggapi dengan tepat. 

Petugas polisi berjaga di luar Majelis Nasional Korea Selatan pada dini hari Rabu, beberapa jam setelah Presiden Yoon Suk Yeol memberlakukan darurat militer di negara tersebut. (Sumber Foto : Kyodo News, 4 Desember, 2024)
Petugas polisi berjaga di luar Majelis Nasional Korea Selatan pada dini hari Rabu, beberapa jam setelah Presiden Yoon Suk Yeol memberlakukan darurat militer di negara tersebut. (Sumber Foto : Kyodo News, 4 Desember, 2024)

Konferensi video selama 40 menit tersebut, yang diadakan setelah Lai tiba di Guam pada Rabu malam untuk transit, diadakan sebagai tanggapan terhadap pengumuman mendadak oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa malam, yang mendeklarasikan darurat militer di negaranya.

Namun, pengumuman mendadak itu menjadi bumerang karena Yoon terpaksa mencabut keputusannya enam jam kemudian setelah Parlemen Korea Selatan dengan suara bulat menolak deklarasi tersebut.

Kini, Presiden Yoon menghadapi ancaman pemakzulan setelah upayanya memberlakukan darurat militer -- yang pertama kali diusulkan dalam empat dekade -- gagal total.

Dalam pertemuan pada Rabu malam, Lai juga menginstruksikan tim keamanan nasional untuk terus memantau situasi militer, diplomatik, dan lintas selat yang berkaitan dengan Taiwan serta memberikan laporan terbaru selama perjalanan kunjungannya ke Pasifik Selatan.

Beberapa media internasional, termasuk Reuters, melaporkan bahwa sumber keamanan menyebutkan Tiongkok kemungkinan akan meluncurkan latihan militer baru di dekat Taiwan dalam beberapa hari mendatang, dengan menjadikan perjalanan luar negeri Lai dan transitnya di wilayah Amerika Serikat sebagai alasan.

Didampingi pejabat Kantor Kepresidenan dan Kabinet, Lai memulai perjalanan luar negeri pertamanya ke tiga negara sekutu Taiwan di kawasan Pasifik, yaitu Kepulauan Marshall, Tuvalu, dan Palau, pada 30 November.

Setelah menghabiskan kurang dari tujuh jam di Tuvalu, Lai kemudian menuju ke wilayah tak tergabung AS di Guam. Ia kemudian akan pergi ke Palau, destinasi terakhir dari perjalanan luar negeri perdananya sebagai presiden, pada Kamis sore.

Ini adalah perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri sejak Lai menjabat sebagai presiden pada Mei.

Konferensi video pada hari Rabu dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Joseph Wu (吳釗燮), Menteri Pertahanan Wellington Koo (顧立雄), Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasiona Tsai Ming-yen (蔡明彥) dan pejabat lainnya di Taipei.

(Oleh Wen Kuei-hsiang, Teng Pei-ju, dan Jennifer Aurelia)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.