Taipei, 25 Jan. (CNA) CEO E-Life Mall Co. Jeffrey Lin (林政勳) menyatakan ia menargetkan perusahaannya akan melampaui batasan 3C elektronik (komputer, komunikasi dan elektronik konsumen) dalam satu dekade mendatang, menyediakan produk dan layanan berpusat pada kebutuhan rumah tangga.
Hal tersebut dikatakan Lin hari Senin (20/1) dalam rangka merayakan ulang tahun ke-50 E-Life Mall. Ia mengingat kembali perjalanan perusahaan ritel elektronik dan peralatan rumah tangga Taiwan tersebut sejak didirikan pada 1975 di Jalan Yuanhuan, Kota Taipei, yang dimulai dengan menjual kalkulator.
Ia mengatakan bahwa pada 1986, perusahaan mengembangkan bisnis ke produk elektronik rumah tangga lengkap, termasuk dukungan purna jual, dan pada 2005, berhasil mencatatkan saham di bursa, mencatatkan berbagai rekor di industri.
Lin mengungkapkan visi perusahaan untuk sepuluh tahun ke depan, dengan konsep "Life+" yang memperluas fokus dari dalam rumah ke luar ruangan dan mobilitas.
Perusahaan ingin menjadi penyedia layanan terpadu berpusat pada rumah yang mencakup seluruh kebutuhan hidup konsumen, ujar Lin.
E-Life Mall juga meluncurkan toko konsep baru di Tamsui akhir tahun lalu. Menurut perusahaan tersebut, dengan model "toko dalam toko", toko ini bermitra dengan berbagai merek untuk memberikan pengalaman belanja yang lengkap.
Saat ini, kata Lin, E-Life Mall memiliki 334 gerai, dengan pendekatan mengutamakan kualitas dibanding kuantitas.
Perusahaan rata-rata mengganti 15 gerai lama setiap tahun dengan lokasi baru di kawasan yang sedang berkembang, dan toko konsep gaya hidup gabungan akan menjadi arah masa depan, kata Lin.
Lin mengatakan E-Life Mall juga akan memperkuat strategi penjualan daring dengan menghilangkan batasan ruang fisik toko.
Selain elektronik 3C, perusahaan kini menjual perlengkapan dapur, produk kesehatan, kecantikan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya, melalui integrasi saluran penjualan daring dan luring.
Pendapatan E-mall Life pada 2024 tercatat sebesar NT$19,786 miliar (Rp9,881 triliun), turun 3,11 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan laba bersih setelah pajaknya mencapai NT$379 juta, turun 12,2 persen dibanding 2023.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh permintaan pasca-pandemi yang melambat setelah periode peningkatan permintaan saat pandemi, kata Lin.
Lin optimistis pada 2025, terutama dengan peluang bangkit di sektor elektronik pendingin udara yang sempat lesu tahun lalu akibat cuaca basah dan taifun. Ia menargetkan kinerja perusahaan kembali ke jalur pertumbuhan.
(Oleh Tseng Jen-kai dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC