Taiwan catat 38 kematian akibat COVID-19 dalam sepekan

18/06/2025 13:03(Diperbaharui 18/06/2025 13:04)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Direktur Pusat Intelijen Epidemi CDC Kuo Hung-wei memberi pengarahan kepada media tentang situasi COVID-19 di Taiwan pada Selasa. (Sumber Foto : CNA, 17 Juni 2025)
Direktur Pusat Intelijen Epidemi CDC Kuo Hung-wei memberi pengarahan kepada media tentang situasi COVID-19 di Taiwan pada Selasa. (Sumber Foto : CNA, 17 Juni 2025)

Taipei, 18 Juni (CNA) Kasus kematian akibat COVID-19 di Taiwan bertambah 38 kasus dalam sepekan, termasuk seorang pria usia 20-an yang menjadi korban termuda sepanjang 2025, kata Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) hari Selasa (17/6).

CDC dalam sebuah konferensi pers hari Selasa menyatakan bahwa meski tren COVID-19 menurun, Taiwan masih berada dalam fase plateau, dengan jumlah kunjungan rawat jalan dan gawat darurat pada 8–14 Juni mencapai 66.951 kasus, turun 6,2 persen dari pekan sebelumnya.

Namun, kasus parah tetap tinggi dengan 144 kasus komplikasi berat dan 38 pasien meninggal dalam sepekan, menjadikan jumlah kematian tertinggi dalam satu pekan sepanjang 2025, kata CDC.

Salah satu kasus kematian adalah pria berusia 20-an, yang menjadi korban termuda 2025. Menurut dokter CDC Lin Yung-ching (林詠青), pria tersebut tidak memiliki riwayat penyakit kronis, meski pernah menderita meningitis saat kecil.

Ia sudah menerima tiga dosis vaksin COVID-19 pada 2022, namun belum menerima vaksin terbaru JN.1. Gejala awal seperti demam dan muntah muncul akhir Mei, namun kondisinya tidak membaik meskipun telah berobat ke klinik dan rumah sakit, ujar Lin.

Setelah dirawat inap, lanjut Lin, pasien mengalami gejala seperti lemas dan mengantuk. Pemeriksaan menunjukkan infeksi sistem saraf pusat dan didiagnosis mengidap COVID-19 dengan komplikasi ensefalitis. 

Lin menjelaskan bahwa yang bersangkutan meski telah dirawat secara intensif di instalasi rawat intensif, kondisi pasien memburuk dengan gagal fungsi ginjal dan pembekuan darah, hingga akhirnya meninggal dunia pada awal Juni, dua pekan setelah timbul gejala.

Juru bicara CDC Lo Yi-chun (羅一鈞), menambahkan bahwa meski tren menurun, pandemi diperkirakan masih berlangsung hingga pekan 27 Juli–2 Agustus. Diperkirakan sebanyak 420.000 orang akan mencari pengobatan akibat infeksi dalam periode 25 Mei hingga awal Agustus, ujarnya.

Hingga kini, vaksin JN.1 telah diberikan sebanyak 2.353.000 dosis, dengan cakupan nasional 9,48 persen. Di kalangan lansia usia 65 tahun ke atas, cakupan dosis pertama mencapai 19,56 persen, dan yang kedua baru 1,98 persen, menurut CDC.

Mayoritas pasien yang terinfeksi atau meninggal belum menerima vaksin JN.1, kata CDC, seraya mengimbau lansia dan kelompok berisiko tinggi lainnya agar segera menerima dosis kedua jika sudah lebih dari 60 hari sejak vaksinasi pertama.

(Oleh Tseng Yi-ning dan Antonius Agoeng Sunarto)

Selesai/JC/CC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.