Taipei, 16 Agu. (CNA) Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat yang sedang berkunjung ke Taiwan mengatakan kepada CNA pada hari Kamis (15/8) bahwa Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris diperkirakan akan melanjutkan kebijakan luar negeri Presiden Joe Biden mengenai Taiwan jika ia memenangkan pemilihan presiden tahun ini.
Anggota DPR AS Jill Tokuda mengatakan ia percaya bahwa pemerintahan Harris di masa depan "Akan menjadi kelanjutan dari pekerjaan baik yang telah dibangun di Asia," ketika ditanya oleh CNA tentang kebijakan calon pengganti Biden terhadap Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik secara keseluruhan.
"Memahami masa lalu bersama yang telah kami jalani, dan itu adalah perjuangan dan tantangan serta peluang yang telah kami lalui," kata Tokuda.
"Oleh karena itu, ia (Harris) akan membawa, lebih dari siapa pun, sebuah hubungan yang sudah ada sebelumnya, sebuah pemahaman, sebuah koneksi yang kami, secara cukup terus terang, akan butuhkan," tambahnya.
AS diperkirakan akan terus menjadi sekutu di Indo-Pasifik jika Harris memenangkan pemilihan presiden, katanya.
Ia mengatakan ia optimis bahwa kepemimpinan AS di masa depan akan membangun dan melanjutkan apa yang telah menjadi "Pekerjaan yang sangat baik di Indo Pasifik," karena "Jika PRC [Republik Rakyat Tiongkok] mencoba melakukan sesuatu, mereka perlu tahu Taiwan akan bangkit dan membela dirinya sendiri. Kalian tidak sendirian."
Marilyn Strickland, anggota Komite Layanan Bersenjata DPR AS, mengatakan bahwa pemerintahan Biden-Harris telah membangun kembali kebijakan "Pivot ke Asia" Barack Obama.
Ia mengatakan Harris akan terus "Mengulangi dedikasi tersebut."
"Kami tahu bahwa sebagian besar ekonomi global ada di sini di kawasan Indo-Pasifik, salah satu tempat yang paling cepat berkembang di dunia, dengan pertumbuhan ekonomi, kelas menengah yang bertumbuh," katanya.
Kedua anggota kongres tersebut mengambil bagian dalam kunjungan lima hari ke Taiwan dari Minggu hingga Kamis.
Mereka ditemani oleh dua anggota DPR AS lainnya, Julia Brownley dan Jasmine Crockett. Selama perjalanan, mereka bertemu dengan Presiden Lai Ching-te (賴清德), Wakil Presiden Hsiao Bi-khim (蕭美琴), dan pejabat pemerintah serta perwakilan LSM lainnya.
Ditanya tentang pentingnya delegasi Partai Demokrat yang hanya terdiri dari wanita, Strickland mengatakan, "Kami [perempuan] mendapatkan manfaat paling banyak dari masyarakat demokratis karena masyarakat demokratis percaya pada hak sipil, hak asasi manusia, hak perempuan, hak pekerja, perlindungan lingkungan, hak reproduksi, dan perempuan memiliki risiko paling besar jika demokrasi runtuh, dan kami memiliki potensi mendapatkan yang terbanyak jika kami mempertahankan dan membuat mereka lebih kuat."
Brownley mengatakan mereka berada di Taiwan untuk "Merayakan Taiwan dan kesetaraan gendernya." Ia juga memuji Taiwan karena telah memilih seorang perempuan sebagai presiden dan memiliki rasio perempuan di legislatif yang lebih tinggi daripada AS.
Sementara itu, Crockett mengatakan bahwa meskipun banyak negara mungkin mengagumi AS, negaranya sebenarnya memiliki sesuatu yang bisa dipelajari dari Taiwan.
"Ini adalah kesempatan bagi Amerika Serikat untuk melihat ke Taiwan karena kami belum pernah memilih seorang presiden perempuan," kata Crockett.
"Dan bagi mereka yang mungkin memiliki kegelisahan atau pertanyaan tentang, apa artinya bagi seorang perempuan untuk memimpin sebuah negara? Nah, kami sudah tahu apa yang bisa berarti bagi seorang perempuan untuk memimpin negara," katanya, merujuk kepada mantan Presiden Tsai Ing-wen (蔡英文) yang memimpin Taiwan dari Mei 2016 hingga Mei 2024.
Delegasi Partai Demokrat tersebut juga dimaksudkan untuk meyakinkan orang-orang di Taiwan bahwa mendukung Taiwan adalah konsensus tak memandang partai di Washington D.C., katanya, mengacu pada fakta bahwa perjalanan serupa cenderung melibatkan Partai Republik.
"Kami memahami paksaan dan tekanan yang mereka alami saat ini. Kami tahu bahwa PRC terus merambah Taiwan. Kami mengerti, tetapi kami ingin berada di sini dan memastikan bahwa rakyat Taiwan yakin bahwa bukan hanya Presiden, bukan hanya Wakil Presiden, bukan hanya Nancy Pelosi," katanya.
Ditanya tentang apa yang mereka dapatkan dari tur mereka di Taiwan, Brownley mengatakan kepada CNA bahwa mereka mendengar tentang inisiatif penanggulangan seluruh masyarakat Taiwan, yang mencakup pembangunan sistem kesehatan yang kuat, dan meningkatkan keamanan nasional dan penanggulangan ekonomi, dari pemimpin politik dan sipil setempat.
"Semua masalah ini sangat penting. Dan melihatnya secara menyeluruh, saya pikir, sangat kuat, dan sangat penting, dan saya pikir konsep yang bisa kami bawa pulang ke Amerika Serikat juga."
Selesai/IF