Taipei, 21 Apr. (CNA) Taiwan Weed Safety Education Association (TWSEA), sebuah kelompok masyarakat sipil yang mendukung legalisasi ganja di Taiwan, mengadakan unjuk rasa di luar Gedung Legislatif pada Sabtu (19/4), meminta pemerintah untuk mengakhiri perang mereka terhadap ganja.
Pada acara ini, kelompok tersebut meminta para legislator dan Presiden Lai Ching-te (賴清德) "Menyingkirkan stigma terhadap ganja dan kebijakan diskriminatif terhadap komunitas ganja," menurut materi TWSEA.
Kelompok tersebut mendesak pemerintah untuk melonggarkan tingkat tetrahidrokanabinol (THC) yang diizinkan, menyesuaikan kebijakan ganja dengan norma internasional, dan menghapus ganja dari kampanye antinarkoba yang dipimpin pemerintah.
Acara tersebut, yang dimulai pada tengah hari di luar Yuan Legislatif di Taipei, menampilkan penampilan dari grup musik jaz Soul Heist dan grup musik rok Chillsome, serta sebuah pawai melalui jalan-jalan di Distrik Zhongzheng yang dimulai pukul 4.20 sore, menurut TWSEA.
"Masih banyak kesalahpahaman tentang ganja di kalangan masyarakat umum di Taiwan," seorang relawan berusia 20-an tahun bermarga Wu (吳) mengatakan kepada CNA, dan ia berharap acara tersebut akan mendorong lebih banyak orang memerhatikan isu ini.
Pada hari yang sama, Kementerian Kehakiman (MOJ) menegaskan kembali bahwa kepemilikan atau penggunaan ganja masih ilegal, dan memperingatkan bahwa pelanggaran semacam itu akan dituntut sebagai kejahatan serius.
Menurut Biro Investigasi MOJ, ganja mengandung lebih dari 65 senyawa kimia, termasuk THC dan kanabidiol (CBD), yang keduanya diklasifikasikan sebagai zat Kategori II di bawah UU Pencegahan Bahaya Narkotika Taiwan.
Biro tersebut mengatakan THC mempengaruhi sistem saraf pusat serta dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan penyakit mental, meskipun CBD dapat digunakan secara legal untuk tujuan medis di bawah UU Urusan Kefarmasian.
Selesai/IF