Taipei, 8 Des. (CNA) Sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan para ilmuwan di National Sun Yat-sen University (NSYSU) telah menunjukkan bagaimana polusi mikroplastik mengubah struktur kerangka karang, membuat mereka memiliki risiko lebih besar untuk rusak atau larut.
Studi tersebut, dipimpin Ketua Jurusan Kimia Hsieh Shu-chen (謝淑貞) dan profesor ketua penelitian di Jurusan Oseanografi Chen Chen-tung (陳鎮東), diterbitkan bulan lalu dalam jurnal Environmental Chemistry Letters, kata NSYSU dalam siaran pers Senin (2/12).
Merangkum hasil studi tersebut, Hsieh mengatakan bahwa studi itu menunjukkan bagaimana polusi mikroplastik secara langsung mendorong degradasi terumbu karang dan ekosistem beragam yang mereka dukung.
Sejumlah terumbu karang yang semakin banyak, terutama yang berada di lingkungan yang tercemar, kemungkinan akan menghadapi degradasi seperti itu di masa depan kecuali langkah-langkah yang lebih kuat diambil untuk mengurangi polusi plastik, kata Hsieh.
Dalam studi tim tersebut, mereka menumbuhkan spesies karang Briareum violacea dan memaparkannya pada mikroplastik polietilena dengan konsentrasi 0, 5, 10, 50, 100 dan 300 miligram per liter selama tujuh hari.
Setelah paparan tersebut, mereka mengukur perubahan dalam struktur dan kelarutan kerangka karang serta tingkat kalsium di air laut, kata universitas tersebut.
Para peneliti menemukan bahwa dari dua struktur kristal kalsium karbonat yang ditemukan di paparan karang sehat -- kalsit dan aragonit -- terhadap mikroplastik menyebabkan struktur kalsit melemah secara signifikan.
Seiring kristal kalsit secara bertahap menghilang dari karang, mereka digantikan oleh bentuk kristalin yang jauh lebih tidak stabil, yang dikenal sebagai kalsium karbonat amorf, kata universitas tersebut.
Menurut tim tersebut, perubahan ini merusak integritas struktural karang, menyebabkannya lebih mudah terdegradasi, sementara juga meningkatkan konsentrasi ion kalsium di air laut sekitarnya.
Selesai/ML