Taipei, 20 Desember (CNA) Tidak ada bukti tindak kejahatan yang ditemukan dalam kasus keracunan makanan baru-baru ini yang melibatkan nasi ketan millet di Kabupaten Taitung yang menyebabkan empat orang meninggal, termasuk seorang wanita berusia 83 tahun bermarga Tseng (曾), kata Kantor Kejaksaan Distrik Taitung, Jumat (20/12).
Penyebab keracunan disebabkan millet yang mengandung terbufos, senyawa kimia berbahaya yang ditemukan pada beberapa pestisida, kata kepala kejaksaan Chen Yen-chiu (陳妍萩) dalam sebuah konferensi pers.
Millet tersebut diberikan kepada Tseng oleh seorang kerabat dua tahun sebelumnya dan dimaksudkan untuk ditanam, kata Chen.
Namun, ia tidak pernah menanamnya dan menyimpan millet tersebut dalam toples plastik bersama dengan millet lain yang tidak tercemar, kata Chen.
Karena faktor usia dan gangguan penglihatan, Tseng kemungkinan lupa dengan millet yang tercemar ketika memutuskan untuk menyiapkan hidangan itu pada September.
Selain itu, terbufos mungkin sudah kehilangan bau menyengatnya setelah dua tahun, sehingga ia mungkin tidak menyadari ada yang tidak beres, tambah Chen.
Wanita Taitung tersebut meninggal pada 17 September setelah memakan nasi ketan millet yang ia buat.
Pada malam itu, beberapa kerabat dan teman yang datang untuk berkabung atas kematiannya dan memakan ketupat ketan sisa di dapurnya kemudian menunjukkan gejala seperti muntah dan kejang.
Tiga orang lainnya kemudian meninggal, sementara hampir selusin lainnya dirawat di rumah sakit.
Selain itu, Chen mengatakan tidak ada yang dengan sengaja membagikan ketupat sisa dari dapur Tseng, karena korban lainnya hanya menemukan makanan tersebut dan memakannya dengan keinginan mereka sendiri.
Sementara itu, Tseng meminta millet yang tercemar tersebut, dan orang yang memberikannya percaya bahwa ia akan menggunakannya untuk menanam dan bukan untuk dikonsumsi, kata Chen.
Dikarenakan tidak ada bukti tindakan jahat, pihak kejaksaan menyimpulkan bahwa kasus ini tidak melibatkan tindakan kriminal yang disengaja atau kelalaian, dan karena tidak ada hubungan langsung antara tindakan memberikan millet dan kematiannya, pihak kejaksaan memutuskan untuk menutup kasus ini tanpa tuntutan.
Aliman, yang berasal dari suku Penduduk Asli Bunun Taiwan dan pendiri Museum Budaya Hutan Luanshan di Taitung, mengatakan kepada CNA pada Jumat sore bahwa beberapa petani yang menanam jagung, millet, atau bibit lainnya sering mencampurkan terbufos dalam biji-bijian mereka untuk mencegah burung memakan tanaman muda dan melindungi dari hama.
(By Tyson Lu, Ko Lin, dan Jason Cahyadi)
Selesai/ML