Taichung, 16 Des. (CNA) Pegiat sosial asal Indonesia yang berbasis di Taichung, Pindy Windy menilai masih ada stigma dari orang lokal terhadap Pekerja Migran Asing (PMA) yang menimbulkan kesalahpahaman, di sisi lain PMA juga banyak yang masih bertindak sewenang-wenang, demikian tanggapan Pindy soal isu kebersihan Stasiun Taichung yang sempat ramai di sosial media.
Pekan lalu, sebuah akun Instagram yang dijalankan di Indonesia menampilkan coretan vandal “Mentality Jakarta” yang diduga dibuat oleh orang Indonesia di Stasiun Taichung. Sementara itu media berbahasa Indonesia di Taiwan juga menerbitkan berita tentang komplain warga lokal Taiwan atas kotornya stasiun yang diduga disebabkan oleh PMA yang sering berkumpul di area tersebut setiap akhir pekan.
“Sebenarnya kan bukan hanya PMA, orang lokal juga melakukan hal itu (mengotori stasiun),” kata Pindy kepada CNA.
Menurut Pindy perlu dibangun kesepahaman antara kedua belah pihak agar hal ini tidak berlarut-larut.
Ia tak memungkiri masih banyak orang Taiwan yang memandang orang Asia Tenggara dengan stigma negatif, sebaliknya kalangan PMA juga masih banyak yang mengabaikan kebersihan dan ketertiban.
“Itu juga yang saya hadapi ketika memulai aksi pungut sampah di wilayah tersebut pada tahun 2016-2017,” kata Pindy yang juga seniman ini.
Pindy menyebut stasiun Taichung menjadi area favorit bagi banyak pihak karena tempatnya yang nyaman untuk bersantai dan dekat dengan semua akses transportasi ke luar kota. Sehingga orang yang berlibur di Taichung pada akhir pekan bisa lebih mudah untuk pulang.
Kalangan orang Indonesia juga banyak yang beraktivitas di situ, termasuk salah satu organisasi Indonesia yang rajin menggelar acara musik sederhana, kata Pindy.
Namun belakangan kesadaran banyak WNI pada aturan di Taiwan sudah lebih baik, begitu pun dengan pandangan orang Taiwan pada WNA.
“Tetapi kan itu akan terus berproses ya,” kata Pindy.
Pindy juga punya kritiknya sendiri pada pengelolaan Stasiun Taichung. Menurut dia, bagian bawah stasiun Taichung banyak dihuni oleh gelandangan yang membuat bau tidak sedap di area tersebut.
Selain itu tidak adanya fasilitas tempat sampah dan petugas kebersihan yang sudah tidak bekerja di malam hari.
“Jadi memang sulit juga mencari tempat sampah di area itu,” kata Pindy.
Pindy berpesan kepada para WNA terutama dari Indonesia untuk mematuhi aturan ketertiban dan kebersihan di mana pun mereka berada. Menurut dia, ketika satu orang membuat hal buruk maka yang kena dampaknya bisa jadi seluruh Pekerja Migran Indonesia di Taiwan.
“Nanti mau bikin kegiatan lagi jadi susah, dan kalau ada penilaian negatif siapa yang kena? Semua PMI tentunya,” kata Pindy.
Selesai/ML