Taipei raih peringkat ke-14 tertinggi dalam peringkat kota pelajar global

20/07/2025 13:52(Diperbaharui 20/07/2025 13:52)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Lonceng Fu di National Taiwan University. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Lonceng Fu di National Taiwan University. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

London, 20 Juli (CNA) Taipei menempati peringkat ke-14 dalam daftar Kota Pelajar Terbaik Quacquarelli Symonds (QS) 2026, posisi tertingginya hingga saat ini.

Dengan skor keseluruhan 89,1 yang dirlis Selasa (15/7), kota ini naik 12 peringkat dari tahun sebelumnya, melampaui peringkat terbaik sebelumnya yaitu ke-17 pada 2019.

Menurut seorang penulis staf QS, Taipei adalah "Salah satu pusat pendidikan tinggi terkemuka di Asia," dengan skor aktivitas pemberi kerja yang kuat dan mahasiswa "Menikmati pengalaman mereka di kota ini dan sering kali ingin tetap tinggal setelah lulus."

Selain Taipei, Hsinchu (peringkat ke-71), Tainan (ke-92), Taichung (ke-113), dan Taoyuan (ke-130) juga masuk dalam daftar 150 kota pelajar terbaik versi QS. Hsinchu menunjukkan kenaikan terbesar, naik 13 peringkat, sementara Taoyuan menjadi satu-satunya kota yang turun dalam peringkat.

Di antara 39 kota Asia yang masuk peringkat, Taipei menempati posisi keenam, setelah Seoul, Tokyo, Singapura, Kuala Lumpur, dan Beijing.

Secara global, sepuluh kota pelajar teratas adalah Seoul, Tokyo, London, Munich, Melbourne, Sydney, Berlin dan Paris (berbagi posisi ketujuh), Zurich, dan Wina.

Menurut situs resmi QS, untuk dipertimbangkan dalam pemeringkatan, setiap kota harus memiliki populasi lebih dari 250.000 jiwa dan menjadi rumah bagi setidaknya dua universitas yang tercantum dalam Peringat Universitas Dunia QS terbaru.

Kota-kota tersebut diperingkat berdasarkan indikator yang dikelompokkan ke dalam enam kategori utama: peringkat universitas, keragaman mahasiswa, daya tarik, aktivitas pemberi kerja, keterjangkauan, dan pandangan mahasiswa, menurut situs QS.

(Oleh Chen Yun-yu, Wu Kuan-hsien, dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.