WAWANCARA /Pemudi Taiwan menimba ilmu di Universitas Indonesia

23/11/2024 12:54(Diperbaharui 23/11/2024 12:54)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Mahasiswi Taiwan, Milly Hsu (kiri tengah), belajar di Program Studi Kelas Khusus Internasional yang ditawarkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. (Sumber Foto : CNA, 18 November 2024)
Mahasiswi Taiwan, Milly Hsu (kiri tengah), belajar di Program Studi Kelas Khusus Internasional yang ditawarkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. (Sumber Foto : CNA, 18 November 2024)

Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi, reporter dan penulis staf CNA

Bukan ke Eropa maupun Amerika, seorang pemudi dari Taiwan memilih menimba ilmu di Indonesia. Adalah Milly Hsu (許淑敏), mahasiswi yang kini menempuh studi di program sarjana Universitas Indonesia (UI). Ia mengungkapkan bahwa biaya pendidikan di Indonesia rendah, namun kualitas pengajarnya tinggi.

Hsu menjelaskan bahwa ia belajar di Program Studi Kelas Khusus Internasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI. Selain dari Indonesia, di kelasnya juga ada mahasiswa dari Belanda, Swiss, dan Moldova. Namun, ia adalah satu-satunya orang Taiwan di fakultas tersebut.

Kepada CNA, Hsu mengatakan bahwa UI adalah universitas terbaik di Indonesia, sehingga teman-teman sekelasnya memiliki banyak pemikiran dan sangat cerdas. “Saya selalu belajar banyak dari mereka selama kelas berlangsung,” ujarnya.

Hsu menambahkan bahwa banyak teman-teman sekelasnya berasal dari keluarga ternama. Baginya, belajar di universitas terkemuka di Indonesia membantunya membangun jaringan yang kuat.

Banyak orang tua teman sekelasnya memegang posisi tinggi di rumah sakit, bank, atau badan usaha milik negara. Menurutnya, jaringan ini akan menjadi sumber daya penting di masa depan, baik untuk berwirausaha maupun mencari pekerjaan.

Berdasarkan Peringkat Universitas Dunia 2025 QS yang dirilis pada November, UI adalah universitas dengan peringkat terbaik di Indonesia, menduduki peringkat ke-46 di Asia, dan ke-206 di dunia.

Setelah lulus SMA, Hsu sempat kuliah di universitas swasta di Taiwan, tetapi kemudian mengambil cuti kuliah. Karena keluarganya memiliki bisnis di Indonesia, ia memutuskan untuk melanjutkan studi di sana.

Mahasiswi Taiwan, Milly Hsu (kanan kedua), bercengkrama dengan rekan-rekannya di Universitas Indonesia. (Sumber Foto : CNA, 18 November 2024)
Mahasiswi Taiwan, Milly Hsu (kanan kedua), bercengkrama dengan rekan-rekannya di Universitas Indonesia. (Sumber Foto : CNA, 18 November 2024)

Hsu mengakui bahwa menjadi mahasiswa internasional di UI tidaklah mudah. Meskipun setiap fakultas memiliki standar penerimaan yang berbeda, hampir semuanya mengharuskan calon mahasiswa memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan Indonesia dengan tingkatan tertentu.

“Karena [UI] universitas terbaik, persyaratan masuknya cukup tinggi. Selain kemampuan bahasa Inggris, bahasa Indonesia juga harus mencapai tingkat menengah hingga tinggi,” katanya. Sebelum diterima, ia terlebih dahulu mengikuti kelas bahasa Indonesia selama satu tahun.

Menyadari bahwa masyarakat Taiwan masih cukup asing dengan pendidikan tinggi di Indonesia, Hsu berharap dapat berbagi informasi tentang pengalaman belajar di Indonesia kepada lebih banyak pelajar Taiwan. Ia juga merekomendasikan mereka untuk mencoba mendaftar ke UI.

Menurut Hsu, manfaat belajar di UI sangat setimpal. Selain biaya pendidikan dan biaya hidup yang lebih murah dibandingkan dengan negara-negara Eropa atau Amerika, menurutnya, kualitas pengajarnya juga sangat baik.

Sebagai contoh, sebagian besar dosen di UI adalah lulusan universitas terkemuka dunia atau pernah memegang jabatan tinggi di pemerintahan atau perusahaan besar, sehingga mereka memiliki pengalaman praktis yang kaya, kata Hsu.

Selain itu, Hsu menyebutkan bahwa semua mata kuliah di Program Studi Kelas Khusus Internasional diajarkan dalam bahasa Inggris, sehingga ia dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan Indonesia-nya secara bersamaan.

Hsu mengungkapkan bahwa ia merasa standar pendidikan UI tidak kalah dengan universitas di Taiwan.

“Di Indonesia, saya mendapatkan lebih banyak peluang dibandingkan saat saya di Taiwan, baik dari segi kemampuan bahasa, jaringan, maupun sumber daya, termasuk kesempatan untuk melakukan pertukaran ke luar negeri. Saya merasa tidak kalah dengan pengalaman di Taiwan,” katanya.

Setelah lulus, Hsu berencana untuk tetap tinggal di Indonesia dan mendirikan perusahaan konsultan. Ia ingin menggunakan pengetahuannya di bidang bisnis dan jaringan yang telah dibangunnya untuk membantu perusahaan Taiwan masuk ke pasar Indonesia.

Hsu menuturkan bahwa dirinya sangat optimis terhadap Indonesia sebagai negara dengan bonus demografi yang besar, dan percaya bahwa sebagai negara berkembang negara tersebut memiliki banyak peluang.

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.