Taipei, 21 Nov. (CNA) Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei menilai tren kerja sambil liburan atau yang dikenal dengan “Bleisure” menjadi sektor investasi yang menjanjikan di Indonesia, ajak investor Taiwan untuk paham peluangnya.
Mengutip pernyataan di laman KDEI Taipei, pengenalan potensi “Bleisure Tourism” ini disajikan dalam sebuah forum bertajuk “Bleisure in Indonesia: Where Business Meets Pleasure” yang digelar pada 14 November.
Pada forum ini, KDEI membahas peluang investasi di Indonesia, khususnya di sektor pariwisata.
“Bleisure tourism sendiri merupakan tren dalam mengkombinasikan pekerjaan dengan waktu luang (business with leisure), yang sering kali menjadikan alasan bagi para wisatawan untuk tinggal lebih lama di Indonesia,” ungkap KDEI.
Kepala KDEI Arif Sulistiyo menyatakan Indonesia memiliki banyak lokasi yang cocok untuk dijadikan sebagai lokasi “Bleisure Tourism” seperti Bali, Lombok, Labuan Bajo, dan Yogyakarta.
Apalagi, sambung Arif, belakangan Indonesia juga memperkenalkan yang namanya visa rumah kedua.
Melansir laman Kemenkumham RI, visa Rumah Kedua merupakan visa tidak dalam rangka bekerja yang diberikan kepada orang asing dan/atau keluarganya yang tinggal menetap di Indonesia selama lima atau sepuluh tahun setelah memenuhi pesyaratan tertentu.
Visa Rumah Kedua ini bertujuan untuk memfasilitasi orang asing yang akan tinggal di wilayah Indonesia dalam waktu lama, salah satunya dalam bentuk insentif non fiskal sebagai stimulus untuk tinggal dan berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang semakin dinamis.
“Saya mengajak para pengusaha Taiwan untuk berkunjung ke Indonesia, sekaligus berinvestasi, khususnya di bidang pariwisata,” kata Arif.
Merujuk laman KDEI, tren ini mulai tumbuh seiring dengan maraknya kerja jarak jauh dan ruang kerja yang fleksibel sehingga memungkinkan bagi para pekerja dan pengusaha untuk dapat bekerja dari mana saja, bahkan saat liburan. Hal tersebut yang mendasari KDEI dalam menyelenggarakan forum Bleisure in Indonesia.
Pada periode 2020-2023, realisasi investasi di bidang pariwisata terus meningkat tiap tahunnya. Kontribusi realisasi investasi di sektor pariwisata pada tahun 2023 sebesar 2,49 persen dengan nilai investasi sebesar Rp 35,3 triliun, lebih tinggi dari tahun 2022 yang hanya sebesar 2,38 persen.
“Dengan adanya kebijakan Golden Visa, diharapkan semakin banyak lagi pengusaha Taiwan yang berkunjung ke Indonesia untuk berwisata dan berinvestasi,” ungkap Arif.
Acara ini dihadiri pula oleh Kepala Bidang Investasi KDEI, Eko Wjianarko; Kepala Bidang Pariwisata dan Perhubungan KDEI, Ichwan Joesoef; dan Kepala Bidang Imigrasi, Wahyu Wibisono, sebagai narasumber.
Ketiganya menyampaikan peluang-peluang investasi dan potensi pariwisata di Indonesia, serta penjelasan mengenai Golden Visa. Selain itu, turut hadir sebagai narasumber pada forum ini yaitu Andik Kurniawan, General Manager dari BRI Taipei Branch yang menjelaskan profil dari BRI Taipei Branch serta solusi finansial apa saja yang dapat mereka berikan kepada para pengusaha Taiwan.
Forum ini dihadiri setidaknya oleh 70 peserta yang berasal dari kalangan pengusaha, akademisi, dan perwakilan Lembaga lainnya. Selain sesi pemaparan dari narasumber, forum ini turut memberikan kesempatan kepada para peserta untuk saling beramah tamah dan membangun relasi dalam sesi jejaring.
Selesai/JA